Lihat ke Halaman Asli

Teruntuk Kau yang di Masa Depan

Diperbarui: 15 Juni 2022   13:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hai,
Apa kabar dirimu nan jauh disana?
Kau sekarang gundah gulana
Pikiranmu selalu berkelana

Ambisimu sekarang luas memenuhi nadi
Kau punya seribu cita-cita emas
Walau terkadang dirundung cemas
Ekspektasi jadi beringas

Apakah setiap waktu yang terlewat menjadi penyesalan bagimu?
Setiap detik adalah berharga
Impian tak tergapai ladang putus asa
Rendah diri akan menjamu

Sekarang kau berharap
Cobaan yang datang akan mendewasakan
Walau kerap kali api padam menjadi asap
Penantian haruslah berubah jadi tindakan

Kau juga senang bermimpi setinggi angkasa
Terkadang tak realistis karena tak seperkasa realita
Namun tak apa
Asal kau siap menyokong bahan bakar untuk anganmu

Kau beberapa kali terlalu terlena
Padahal ada ratus cara tak terhingga
Jika seumpama angkasa menghantammu keras ke tanah
Atau bahkan menghempasmu ke neraka

Kau sering kesulitan bagaimana merangkai ulang
Mimpi-mimpimu yang pernah jadi serpihan
Menjadi rangkaian utuh akan angan
Tak apa merangkak sedikit pelan, bukan?

Entah kau yang dari lima tahun lagi membaca
Entah sepuluh tahun
Entah dua puluh tahun
Atau saat kau sedikit renta

Semoga kau menjadi pribadi yang matang
Siap hadapi ragam rintangan
Mungkin saja hal itu mustahil kau lakukan sekarang
Tetapi tegakkanlah kepalamu dengan keyakinan

Tak perlulah kau menjadi penguasa dunia
Memimpin milyaran nyawa
Atau membawa manusia pada peradaban baru
Tak perlu

Pimpinlah duniamu sendiri
Dunia yang kau impikan
Bisa saja anganmu berubah seiring waktu, bukan?
Tak ada yang tahu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline