Lihat ke Halaman Asli

Lembar Memori

Diperbarui: 9 Juni 2022   21:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Angin bertiup cukup kencang
Membuka lembar demi lembar
Barang yang usang termakan rayap
Bersama memori yang tiba-tiba melahap

si Anak pernah tersenyum manis
Pada berpuluh puluh tahun yang lalu
Merayakan ulang tahun ke sepuluh
Dipotret sehangat senyum mentari

Si Ayah dan Ibu berpose bahagia
Menjadikan hari itu berbunga-bunga
Pada taman wisata
Cinta mereka bertakhta

Selamat untuk si Kakek dan Nenek
Atas perayaan ulang tahun pernikahan ke lima puluh
Semesta memberi restu menggelegar
Ada umur panjang di lembar

Empat tahun setelahnya
Ada lembar yang menunjukkan
Kumpulan manusia bernuansa gelap
Melihat si Kakek di peti tertidur lelap

Setiap lembar jadi saksi
Pertumbuhan
Penuaan
Dan Ketiadaan

Lembar itu menangkap
Jiwa-jiwa yang terperangkap
Oleh waktu
Menjadikannya tak lekang oleh waktu

Setidaknya sampai alam masih ingin menjaga
Kumpulan lembar berisi memori
Meskipun nanti hanya tersisa sedikit
Meskipun nanti tak bersisa sama sekali

Menangis
Tersenyum
Muram atau apapun
Jadikanlah ia tempat penuh kenangan

Karena sejatinya
Pada setiap helaan lembar
Terdapat manusia
Yang raganya telah tiada

Namun jiwanya setia disana

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline