Lihat ke Halaman Asli

Terjebak Waktu

Diperbarui: 2 Juni 2022   00:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kulihat malam ini
Jarum jam terus bergerak
Berdentang tiada henti
Seolah melawanku

Hal yang kutahu tentang waktu
Bahwa ia dapat merubah segalanya
Biru menjadi pekat seperti langit
Walau yang kulihat hanyalah pekat

Aku membatu bersama si sunyi
Hingga aku disambut ramai
Ramai yang diteriakkan dalam kepalaku
Memberitahu hilangnya kamu

Jantungku terluka
Terhunus panah asmara
Waktu mengoyaknya dalam
Menertawakanku dan memori

Waktu itu
Aku pernah bersujud pada waktu
Meminta wajahmu tak hilang
Dari memori indahku

Memori tentangmu
Diubah oleh si waktu
Menjadi sayatan dalam relungku
Menyisakan rintihanku

Andai aku dapat memahamimu
Lebih dalam dari yang terdalam
Waktu pasti tak akan menamparku
Waktu pasti tak akan meludahiku

Aku lelah terus menari
Diatas paku-paku tajam
Rumbai bajuku bahkan tersangkut
Menarikku ke neraka paling dalam

Waktu wujudnya antagonis dalam baitku
Padahal ia menyimpan hal indah
Antara aku dan kamu
Karena aku berbohong

Waktu ingin aku belajar
Waktu ingin aku memperbaiki diri
Akulah antagonis sebenarnya
Waktulah yang kujerat dan kusalahkan

Aku ingin berhenti
Dari pusaran waktu tak berujung
Tapi aku sadar
Waktuku sudah berhenti

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline