Lihat ke Halaman Asli

Stephanie Anggreinie

Pengajar dan Pembelajar

Lev Vygotsky: Zone of Proximal Development

Diperbarui: 15 Oktober 2021   15:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: www.firstdiscoverers.co.uk

Lev Vygotsy (1896-1934) adalah psikolog asal Rusia yang terkenal karena teorinya mengenai Zone of Proximal Development (ZPD). ZPD merupakan zona dimana anak bisa berkembang potensinya dalam interaksi sosial dengan bantuan orang lain (MKO/More Knowledgeable Other).

Vygotsky juga menekankan pentingnya struktur belajar (scaffolding) yang membantu anak mencapai zona potensinya. Untuk menjalankan scaffolding, anak membutuhkan peran orang dewasa yang memberikan susunan struktur materi atau elemen tugas. Susunan tersebut harus disesuaikan dengan kemampuan yang sudah dimiliki oleh anak.

Memberikan tugas yang terlalu mudah akan membuat anak bosan, dan sebaliknya memberikan tugas yang terlalu sulit akan membuat anak kewalahan dan akhirnya tidak dapat memahami materi.

Di dalam kelas, teori ini dapat diberikan dengan memberikan contoh, petunjuk, isyarat, dan mengadaptasi materi atau aktivitas. Metode belajar kooperatif juga ditekankan untuk memungkinkan interaksi antar anak, sehingga anak dapat belajar dari teman lainnya yang memiliki kemampuan lebih.

Kalau kita telaah, sebenarnya strategi ini sudah digunakan dalam segala bentuk pendidikan maupun kehidupan sehari-hari. Contoh dalam keseharian, yaitu saat anak saya di rumah tidak dapat membuka pintu ia mendorong-dorong pintu dengan frustasi. 

Setelah saya perhatikan, ternyata pintu tidak dapat terbuka karena terdorong ke dalam saat gagang belum sepenuhnya turun.

Sumber: www.pinterest.com

Kemudian saya memecah tugas ke dalam tiga langkah, yaitu turun, tahan dan dorong. 

“Pertama, kamu turunkan gagangnya ya sampai mentok. Sudah? Sekarang kamu tahan gagangnya tetap di bawah. Sambil tetap ditahan, sekarang dorong daun pintunya perlahan ya. Ingat, turun, tahan, dorong.” 

Menggunakan tiga langkah tersebut kemudian dia pun berhasil membuka pintu. Keesokan harinya dia pun mencoba lagi sambil berbicara kepada dirinya sendiri, “turuuun, tahaaan, dorooong” dan akhirnya berhasil membuka pintu tanpa bantuan.

Dalam dunia pendidikan contohnya, waktu saya mengajarkan anak yang tidak bisa bernyanyi dengan nada yang tepat. Setiap kali diminta untuk menyanyikan nada tertentu, nada yang dinyanyikannya selalu keluar jauh dari nada yang diminta. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline