Lihat ke Halaman Asli

Stephanie Panjaitan

Content Writer | Mahasiswa Jurnalistik

Mengenal "Hustle Culture", Budaya Hidup Si Gila Kerja

Diperbarui: 20 Juli 2021   08:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi bekerja. (sumber: CreativaImages via kompas.com)

Ketika kita semua ingin menikmati hidup, kok bisa ya para Hustlers kerja terus-terusan?

"If you look at what you have in life, you'll always have more. If you look at what you don't have in life, you'll never have enough" -Oprah Winfey

Penggalan kalimat di atas secara garis besar menjelaskan tentang kita sebagai manusia yang tidak pernah puas dalam hidup. Hanya sebagian kecil dari kita yang bisa melihat apa yang sudah dimiliki dan mensyukurinya, lalu merasa cukup. 

Sudah menjadi sifat alami manusia apabila selalu menginginkan hal yang lebih karena kita selalu menginginkan hal-hal yang tidak kita miliki. Namun, terdapat sisi positif dari sifat tersebut, kita sebagai manusia menjadi terus ingin berjuang dan memiliki harapan dalam hidup.

Dalam meraih hal yang kita inginkan, ada beberapa cara yang bisa ditempuh, salah satunya dengan gaya hidup yang akan kita terapkan sesuai dengan tujuannya. 

Sebagian orang memilih untuk memiliki gaya hidup sehat, sebagian lainnya memilih gaya hidup mewah dan sebagian lainnya lagi memilih gaya hidup kerja, kerja, kerja, dan kerja tanpa henti, atau biasa disebut dengan Hustle Culture.

Mengapa disebut Hustle Culture? 

Dalam bahasa Indonesia, kata hustle diartikan sebagai semangat yang meluap. Maka dari itu, apabila digabungkan, Hustle Culture merupakan budaya hidup seseorang untuk bekerja tanpa henti kapan pun dan di mana pun.

Bisa dibayangkan? Bekerja terus menerus tanpa henti bukanlah gaya hidup yang baik dan justru berbahaya, terutama bagi kesehatan fisik dan mental.

Para penganut Hustle Culture biasanya disebut sebagai Hustlers. Para Hustlers sangat bangga pada gaya hidup mereka dan alih-alih menyebut bahwa mereka adalah manusia yang produktif. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline