Lihat ke Halaman Asli

Stepanus Bani

Belajar tanpa kenal lelah

Mengenal Rumah Adat Suku Kodi

Diperbarui: 3 Juli 2019   14:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

tripadvisor.in

Pernahkah anda tahu Rumah Adat Suku Kodi itu seperti apa? Rumah Adat Suku Kodi adalah bangunan yang memiliki ciri khas khusus, digunakan untuk tempat hunian oleh suatu suku bangsa tertentu. Rumah Adat Suku Kodi bentuk rumahnya menara yang tingginya 20 M.

Tahun lalu, saya mengikuti acara adat prosesi pembuatan Rumah Adat (pandahha umma) Dikampung Ratenggaro Desa Maliti Bondo Ate, Kecamatan Kodi Bangedo, Sumba Barat Daya. Ratenggaro mempunyai arti "rate" berarti kuburan dan "gaura" berarti tempat pertama penghuni kampung itu.

Membangun Rumah Adat Suku Kodi, yang baru yang baru bukanlah hal yang mudah.Karena, semuanya membutuhkan proses yang lama dan membutuhkan usaha kerja keras di mana upacara adat yang rumit. Bahkan menyiapkan bahan-bahan bangunan rumah itu pun tidak boleh sembarangan.

Rumah menara yang tingginya 20 meter ini umumnya terbuat dari bambu bulat dengan tiang penyanggah/tiang utama ada empat yang juga terbuat dari kayu bulat biasa orang lokal sebut kayu kadimbil. Dan membutuhkan modal dana yang sangat besar tapi untungnya pemerintah turut membatu dalam proses pembangunan tersebut.

gema-budaya.blogspot.com

Dan saya sedikit heran karena dalam proses pembangunan rumah ini yang tingginya 20 M tidak di perbolehkan menggunakan paku dan kayu lain selain bambu untuk rangka atapnya. Semua bahan mulai dari atap dan lainnya diikat dengan tali semacam kulit pohon. Di bagian bagian atap, rangkanya murni dari bambu adapun penambahan bahan lain dari kayu harus meminta izin dulu dengan melakukan upacara adat dan dalam proses upacara adat harus ada kurban hewan.

Yang terpenting dalam membangun rumah adat ini kata kepala adat adalah gotong royong serta terus saling memberikan motivasi dan dorongan. Setelah kerangka rumah selesai maka selanjutnya pengatapan. Dalam proses pengatapan beberapa orang melemparkan alang yang telah diikat dari bawah rumah, lalu alang yang di lempar tadi ditangkap oleh mereka yang telah ada diatas kerangka atap untuk diikatkan. Gong dan tambur tradisional pun tak henti dibunyikan,agar menambah semarak acara itu. Bahkan ada yang menari(neege)serta ada yang mengayunkan parang/ronggeng (oree) mengikuti irama gong dan tambur. Tujuannya memberi semangat para pekerja untuk cepat menyelesaikan proses pengatapan.

beritasumba.blogspot.com

Disisi lain,dalam proses membangun Rumah Adat di kampung Ratenggaro ini tidak hanya melibatkan keluarga sendri dan seisi kampungnya. Akan tetapi, melibatkan juga kampung tetangga karena para pendahulu nenek moyang mengajarkan untuk saling membantu supaya ada komonikasi antar kampung.

Saya sangat bersyukur bisa berkesempatan hadir menyaksikan proses pembangunan Rumah Adat Kampung Ratenggaro. dan masih banyak lagi budaya Suku Kodi Sumba Barat Daya, jika berkesempatan tak ada salahnya untuk berlibur di pulau SANDELWOOD.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline