Lihat ke Halaman Asli

Stella Enjang

Mahasiswa

Donald Trump Kembali Menjadi Presiden AS 2024, Harapan Baru bagi Amerika atau Ancaman Bagi Stabilitas Dunia?

Diperbarui: 24 November 2024   10:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat pada Pemilihan Umum 2024 menjadi peristiwa yang menggemparkan dunia politik global. Kemenangan ini tidak hanya mencerminkan dinamika politik internal Amerika, tetapi juga membawa pertanyaan besar mengenai arah kebijakan domestik dan internasional yang akan diambil. Sebagai sosok yang kontroversial, Trump kembali membuktikan daya tarik politiknya di tengah masyarakat yang semakin terpolarisasi. Kampanyenya yang berfokus pada isu populis seperti penguatan ekonomi domestik, pengurangan imigrasi ilegal, dan kritik terhadap globalisasi berhasil menarik dukungan dari kalangan pekerja pabrik, masyarakat pedesaan, dan kelompok konservatif. Namun, kemenangan ini juga memunculkan kekhawatiran di berbagai kalangan, terutama terkait potensi dampaknya terhadap demokrasi Amerika dan stabilitas geopolitik dunia.

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Trump adalah polarisasi politik di Amerika Serikat yang semakin mendalam. Pemilu 2024 menunjukkan bahwa masyarakat Amerika semakin terpecah antara pendukung Partai Republik dan Demokrat, dengan sedikit ruang untuk dialog dan kompromi. Retorika Trump yang selama ini cenderung memecah belah justru dikhawatirkan akan memperburuk situasi ini. Selain itu, ia juga harus menghadapi tantangan ekonomi pascapandemi COVID-19. Kebijakan pro-bisnis yang pernah ia terapkan, seperti pemotongan pajak dan deregulasi, mungkin tidak cukup untuk mengatasi kompleksitas masalah ekonomi saat ini, termasuk inflasi, ketimpangan pendapatan, dan gangguan rantai pasokan global.

Di kancah internasional, kemenangan Trump diperkirakan akan membawa perubahan besar pada kebijakan luar negeri Amerika. Selama masa jabatan pertamanya, Trump sering menarik Amerika dari perjanjian internasional dan mengkritik aliansi tradisional seperti NATO. Jika ia melanjutkan pendekatan "America First" di masa jabatannya yang kedua, dunia kemungkinan akan menghadapi ketegangan geopolitik yang lebih besar, terutama dengan China dan Rusia. Hal ini dapat mengancam stabilitas kerja sama internasional yang sangat dibutuhkan untuk menghadapi tantangan global, seperti perubahan iklim, pandemi, dan keamanan siber.

Selain itu, isu perubahan iklim menjadi perhatian penting. Selama masa jabatannya yang pertama, Trump sering dianggap mengabaikan isu ini, bahkan menarik Amerika dari Perjanjian Paris. Dengan semakin meningkatnya dampak perubahan iklim di seluruh dunia, keputusan Trump dalam menangani isu ini akan sangat menentukan. Amerika sebagai salah satu negara dengan emisi karbon terbesar memiliki tanggung jawab besar dalam memimpin upaya global melawan perubahan iklim. Apakah Trump akan mengubah pandangannya kali ini, atau tetap pada posisinya yang skeptis, akan menjadi salah satu aspek yang paling disorot.

Kemenangan ini juga berpotensi memengaruhi dinamika politik global. Kebangkitan populisme yang diwakili oleh Trump dapat menginspirasi pemimpin populis di negara lain untuk mengikuti jejaknya. Namun, ini juga bisa membawa tantangan baru, seperti meningkatnya nasionalisme, konflik identitas, dan penurunan komitmen terhadap kerja sama multilateral. Di sisi lain, di dalam negeri, Trump harus memastikan pemulihan ekonomi yang merata. Jika ia hanya fokus pada kebijakan pro-bisnis tanpa memperhatikan ketimpangan sosial, Amerika mungkin akan menghadapi risiko protes sosial baru yang dapat memperburuk situasi.

Ke depan, dunia akan menyaksikan bagaimana Trump memimpin di masa jabatan keduanya. Sebagai presiden, ia harus mampu membuktikan bahwa ia bukan hanya seorang politisi kontroversial, tetapi juga pemimpin yang dapat menyatukan rakyatnya dan membawa Amerika menuju stabilitas dan kemajuan. Apakah ia akan berhasil atau justru memperburuk situasi, hanya waktu yang dapat menjawab. Bagi kita sebagai mahasiswa, momen ini menjadi pengingat akan pentingnya memahami politik global, karena apa yang terjadi di Amerika akan berdampak besar pada dunia, termasuk Indonesia. Terpilihnya Trump adalah cerminan dari aspirasi rakyat Amerika, baik dalam hal harapan maupun keresahan. Hal ini menunjukkan bahwa demokrasi, meskipun kompleks dan sering kali penuh dengan kontradiksi, tetap menjadi proses yang menentukan arah masa depan suatu bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline