Beberapa waktu lalu saya berkesempatan hadir pada acara Hydration and Health Symposium yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI). Acara ini diadakan dalam upaya meningkatkan kesadaran gizi dan kesehatan masyarakat Indonesia. Air dan hidrasi menjadi topik pilihan utama karena peranan air yang vital bagi kesehatan, ditambah lagi pentingnya air dan peranan air masih belum sepenuhnya diketahui oleh masyarakat.
Acara yang terdiri dari tiga sesi ini diawali dengan presentasi dari dr. Rachmi Untoro, MPH mengenai air sebagai zat esensial yang terlupakan. Beliau mengungkapkan bahwa rasa haus yang merupakan salah satu tanda adanya kekurangan cairan dalam tubuh (dehidrasi) seringkali dianggap sebagai sesuatu yang ‘normal’ dan akhirnya diabaikan begitu saja. Beliau juga menyosialisasikan penggunaan grafik warna untuk pemeriksaan urin sendiri atau disingkat PURI.
Pembicara berikutnya pada sesi pertama ini adalah Prof. Dr. H. Hardinsyah, MS yang juga merupakan dosen Fakultas Ekologi Manusia IPB. Beliau menjelaskan tentang masalah dehidrasi dan dampak buruknya terhadap kesehatan dan kecerdasan. Lebih dari 1 milyar penduduk dunia menderita dehidrasi ringan kronik dan tidak disadari oleh penderitanya. Penyebab dehidrasi kronik ini bermacam-macam, seperti kurangnya asupan air, gangguan pada mekanisme rasa haus, kebiasaan mengkonsumsi diuretika alamiah seperti kafein dan alkohol, hingga kebiasaan sering menahan untuk buang air kecil. Dan ternyata, dehidrasi yang ringan saja sudah dapat mengganggu kesehatan dan kemampuan kognitif seseorang.
PERHATIKAN TANDA-TANDA DEHIDRASI!
Seseorang dikategorikan terserang dehidrasi apabila mengalami hal-hal berikut :
- Mulut kering dan lengket
- Mudah mengantuk
- Urin yang dihasilkan sedikit atau tidak ada sama sekali
- Tingkat kesadaran menurun
JANGAN MEREMEHKAN DEHIDRASI
Kehilangan cairan sebesar 2% Berat Badan (BB) menyebabkan gangguan pada respon fisiologis dan performa tubuh
Kehilangan cairan sebesar 4-6% BB menimbulkan keluhan fisik
Kehilangan cairan sebesar 12% BB akan mengganggu pergerakan tubuh
Kehilangan cairan sebesar 15% BB dapat berakibat fatal!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H