Lihat ke Halaman Asli

Stefi Rengkuan

Misteri kehidupan itu karena kekayaannya yang beragam tak berkesudahan

Refleksi Kemandirian dan Peranan Pemangku Kepentingan Pembinaan Mental Generasi Bangsa

Diperbarui: 10 Juli 2024   09:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto bersama para pemenang kejuaraan 2024 Semarang, by Panitia

Tiga tahun pasca pandemi, banyak perguruan karate yang berusaha bangkit lagi. Tak terkecuali Shinkyokushinkai Indonesia yang sudah berusia 42 tahun. Namun, gebrakan perguruan untuk tetap eksis dan berkiprah sungguh diacungi jempol. 

Tiga tahun terakhir ini tetap mampu menunjukkan diri sebagai perguruan besar yang mandiri dan independen, walaupun ada banyak goncangan internal maupun eksternal. 

Beberapa refleksi terbatas terkait penyelenggaraan kejuaraan yang diupayakan dengan mengandalkan kekuatan finansial perguruan yang terbatas. 

Dengan semangat pengabdian dan mengesampingkan ego pribadi dan kelompok, perguruan ini membuktikan diri masih eksis dan bahkan terbesar, walau tidak mendapat akses dana dan fasilitas dari lembaga pemerintahan karena satu dan lain hal dalam tata kelola pembinaan dan pendidikan generasi muda secara khusus terkait wadah organisasi karate di Indonesia tercinta ini 

Euforia pasca pandemi?

Dua tahun tak ada kejuaraan perguruan di tingkat nasional bahkan di tingkat daerah karena pandemi Covid, sepanjang 2020 - 2021. Rutinitas tahunan dihentikan, dan terhenti begitu saja. Semua memaklumi, dan bersyukur bahwa Indonesia secapp secara umum relatif berhasil melaluinya. 

Semua pihak terkena dampak pembatasan, demikian juga perguruan kita WKO Shinkyokushinkai Indonesia.

Masa pelonggaran pun datang, walau masih dalam bayang-bayang ancaman virus yang terus bermutasi ini di pelbagai wilayah global dan lokal. 

Saat itu di bulan Juni 2022 kita menggebrak dengan kegiatan besar nasional  Indonesia Open ke-23 dan Festival Shinkyokushinkan ke-1 di Cilodong Jawa Barat.

Ada suasana euforia yang sangat tebal menggema di Aula Kartika milik TNI AD tersebut. Bukan hanya oleh peserta tanding dan official, tapi juga orangtua dan handai taulan tumpah ruah yg makin meramaikan suasana di awal kebangkitan pasca pandemi global tersebut. Sebuah pernyataan atau pertanyaan?

Betapa ramainya, dengan peserta tanding lebih dari 200 orang! Semua terhenyak dan tersadarkan lagi bahwa kita masih hidup sebagai komunitas perguruan yang cukup besar dan solid, di tengah duka atas bbrp anggota kita yg menjadi korban pandemi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline