tersebut.
Judul artikel ini diakhiri dengan tanda tanya dan mestinya berakhir dengan tanda seru atau tanda titik saja. Masing-masing pembaca bebas berpendapat, dan tentu dengan pemahaman dan penghayatannya masing-masing, setelah membaca uraian di sini dan terlebih membaca isi buku setebal 463Pernahkah anda mengalami suatu peristiwa yang berentetan dengan peristiwa lainnya, atau suatu pengalaman pribadi yang bila diingat-ingat dan makin ditelusuri ternyata wow, terkait dengan fungsi peran atau kehadiran nyata pihak lain yang tak terduga? Orang merumuskan fenomena semacam ini sebagai suatu rentetan kebetulan belaka. Akan tetapi mesti ada penjelasan toh, sulit ataupun gampang diterima akal budi dan akal iman.
Inilah respons spontan yang muncul dalam diri saya di awal terkait terbitnya buku fenomenal karya terbaru Prof. Perry Rumengan, Musik Liturgi Gereja (MLG), terbitan Pohon Cahaya, Yogyakarta, Desember 2023, dari sekian banyak buku yang telah dihasilkannya sepanjang karier profesionalnya sebagai ahli musik dan etnomusikolog.
Dan karana itu, uraian berikut akan coba memperlihatkan faktor-faktor "kebetulan" yang sebenarnya bisa dijelaskan dengan pendekatan kuantum (vibrasi gelombang dan partikel bersamaan), yang kiranya akan menjadi batang utama yang menghubungkan semua hal yang mungkin dan adanya pohon buku luar biasa ini.
Teori relativitas sudah menemukan bahwa bunyi dapat melewati ruang dan waktu. Bukan hanya gelombang bunyi itu dapat memengaruhi medium udara, air, dan benda padat, namun pada gilirannya dapat mempengaruhi ruang dan waktu itu. (Hlm. 18-19) Kita tidak dapat mengetahui posisi dan momentum suatu partikel secara simultan dengan presisi yang sama (prinsip Heisenberg), walau partikel dapat berada dalam dua atau lebih keadaan secara simultan (superposition). Dua partikel yang saling terkait akan tetap terkait meskipun jarak antara keduanya sangat jauh (Entanglement). (Hlm. 21)
Begini, awalnya naskah buku ini pernah ditawarkan untuk diproses di tempat kami, tapi kemudian tak berlanjut lagi. Lalu cukup lama berselang, sekitar 3 bulan, tiba-tiba sang penulis mengontak: "Luar biasa, saya sudah coba tawarkan naskah ke sana sini, dan dalam sebuah grup WA ada yang menyanggupi untuk membantu memprosesnya. Baru kemudian saya tahu ternyata beliau terafiliasi langsung dengan penerbit bung sendiri di Yogya itu." Suatu kejadian tak terduga, tak diharapkan lagi, tapi ternyata sungguh terjadi.
Saya sendiri baru menjadi lebih sadar akan kebesaran buku ini, di penghujung buku siap terbit, sekitar awal Desember, terutama dengan memperhatikan komentar-komentar yang akan dimasukkan dalam naskah buku tersebut oleh para tokoh terkenal di bidangnya.
Rasa kagum dan segan makin memasuki interior hati dan pikiran saya, kepada dia yang pernah memberi kuliah kontekstualisasi musik lokal gerejani. Kala itu ca 30 tahun lalu di Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng, Minahasa. Satu hal secara formal yang terpatri adalah apa bagaimana mengapa calon pelayan mesti bisa menangkap nada-nada musik yang ada dan berkembang di tengah masyarakat budaya.
Sela satu kebesaran dan kekuatan buku ini adalah pendekatannya yang kaya atas musik itu sendiri, bahkan bisa menjadi satu-satunya pada saat ini, sejauh dikenal para komentator sendiri. Nada komen tersebut diungkapkan pertama oleh pembina dan dosen saya juga, Pastor Johanis Ohoitimur, MSC.
"Buku ini benar-benar menawarkan pandangan yang komprehensif terhadap musik liturgi Gereja. Pembahasannya bercorak lintas batas, melampaui perspektif teologi umumnya dan khususnya teologi liturgi. Pendekatan yang digunakan bersifat multidisipliner dan sekaligus kontekstual. Multidisipliner karena memandang musik liturgi Gereja dari perspektif disiplin ilmu yang beraneka ragam...."
Rektor Unika de La Salle Manado, yang ahli filsafat metafisika ini, rupanya sungguh tertarik hati dengan naskah buku ini kendati awalnya sudah dinyatakan tak disanggupi untuk sekedar memberi sebuah komentar singkat. "Beliau akhirnya mengirimkan komentar di tengah kesibukannya pun dalam kondisi masa pemulihan operasi medis, dan itu mengejutkan saya, terlebih lagi isinya membuat saya menyadari dengan penuh takjub nan rendah hati betapa saya sudah mencurahkan segala kemampuan saya dan bahkan rasanya apa yang saya tulis itu melampaui pikiran dan kehendak terbatas saya." Ungkap penulis dalam sambungan telepon 3 hari lalu, saat paket buku tersebut saya terima.