Saat menunggu laga "pertempuran" pasukan Argentina vs pasukan Kroatia memperebutlan Piala FIFA, saya masih sempat nonton film di bioskop TransTV tengah malam. Berjudul _Killing Season_ dibintangi aktor Hollywood berkarakter kuat.
Film ini sebenarnya sudah cukup lama, dirilis sekitar 10 tahun lalu, tapi sangat relevan untuk ditayangkan dan direfleksikan di tengah konflik dan perang masih berkecamuk di Ukraina dan Rusia, dan segala potensi varian dan eskalasi perang yang mengancam perdamaian dan keutuhan dunia ini.
Dalam sebuah bungalow di tengah hutan dan sedang hujan bersalju tipis, dua orang pria dewasa mantan tentara sedang bercengkrama mengenang masa lalu sambil menikmati makan dan minum mendengarkan lagu cowboy tentang berhati-hati menggunakan senapan.
Si tamu memang berniat datang ke hutan itu dengan maksud dan tujuan tersembunnyi untuk menghabisi orang yang membuatnya dendam kesumat.
Sementara si tuan rumah yang menawarkan kepada pengelana itu tinggal sendirian di rumah hutan itu juga dengan memendam rahasia sendiri menjauh dari kehidupan keluarga dan sosial.
Adegan itu berawal dari perjumpaan tuan rumah dengan si pelancong di tengah jalan hutan. Tuan rumah itu membatalkan rencana untuk memeriksa sakit di tulang pahanya bekas terkena tembakan semasa perang. Dia memilih menjemput kembali si pengelana asing itu dan menjamunya sebagai tamu, karena berhutang budi telah dibantu memperbaiki mesin mobilnya yang mogok di tengah jalan pada sore hari itu juga.
Kebersamaan mereka malam itu diakhiri dengan ungkapan yang sesungguhnya berisi tema utama film ini yang dibintangi Robert de Niro (Kolonel Benjamin Ford, komandan pasukan perdamaian Amerika) dan John Travolta (Emil Covak, mantan anggota pasukan elit Serbia Scorpion).
"Kehormatan pemburu adalah menjaga dan melindungi buruannya. Kehormatan ciptaan adalah menghormati Pencipta dan ciptaannya."
Ungkapan ini dibacakan oleh Covak dari botol minuman alkohol yang dihadiahkannya sendiri untuk mereka minum bersama malam itu. Teks dalam bahasa Jerman dengan merek kepala rusa dan salib di atasnya.
Covak pamit meninggalkan bungalow itu dan berharap Benjamin menerima tawaran untuk berburu rusa besar di hutan keesokan harinya.