Asia Tenggara merupakan kawasan regional beragam yang telah mengalami perubahan besar di bidang Hubungan Internasional di beberapa tahun terakhir ini. Sebagai negara kecil namun berperan dan berpengaruh penting di kawasan ini, Singapura memiliki pengaruh yang cukup besar dan tentunya membawa dampak signifikan dalam membentuk pandangan tentang hubungan internasional di kawasan Asia Tenggara. Dalam artikel ini, saya akan mengkaji pendapat saya mengenai hubungan internasional di Asia Tenggara, dengan fokus khusus pada Singapura, dan juga membahas tantangan utama yang dihadapi kawasan ini.
Pertama-tama, sangat penting bagi kita untuk memahami konteks hubungan internasional di Asia Tenggara. Dalam beberapa tahun terakhir, kawasan ini telah bergerak menuju kerjasama antarnegara dan integrasi regional. Asia Tenggara adalah wilayah yang memiliki kepentingan strategis, dan merupakan rumah bagi beberapa negara perekonomian yang dinamis, seperti Singapura, Indonesia, dan Malaysia. ASEAN sendiri telah memainkan peran besar dalam proses ini.
Berakhirnya Perang Dingin mengurangi ketegangan yang ada di antara negara-negara Asia, namun menimbulkan konsekuensi yaitu adanya proses globalisasi dan integrasi secara vertikal. Singapura sangat percaya dan telah menjadi pendukung yang vokal akan pentingnya kerjasama dan integrasi regional, baik didalam maupun diluar ASEAN. Dapat kita ketahui bahwa Singapura telah memainkan peran aktif di ASEAN, dengan memperjuangkan pentingnya integrasi regional dan mendorong kerja sama yang lebih besar di antara negara-negara anggota.
Singapura juga telah menjadi pendukung aktif dalam perdagangan bebas, dan memperjuangkan manfaat dari globalisasi dan pasar terbuka. Negara-kota ini sudah lama menjadi penganjur perdagangan bebas dan pasar terbuka, dan telah bekerja untuk mempromosikan integrasi ekonomi regional melalui inisiatif seperti ASEAN Free Trade Area (AFTA), dan ASEAN Economic Community (AEC) ke negara yang jauh lebih baik. Singapura juga berupaya memperdalam hubungan politik dan keamanannya dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya melalui inisiatif seperti ASEAN Regional Forum (ARF) dan ASEAN Defense Ministers’ Meeting Plus (ADMM+).
Kecenderungan utama dalam hubungan internasional di Asia Tenggara adalah kebangkitan Cina dan pengaruhnya terhadap kawasan, terutama dalam bidang keamanan. Kekuatan ekonomi dan juga militer Cina yang tumbuh ini telah menimbulkan kekhawatiran di beberapa negara Asia Tenggara tentang niat dan potensinya untuk menggoyahkan kawasan tersebut. Sebagai tanggapan, disini Singapura berupaya meningkatkan investasi dalam perangkat keras militer baru dan memperkuat hubungan dengan kekuatan regionalnya di Jepang dan India.
Kecenderungan penting lainnya dalam hubungan internasional di Asia Tenggara adalah semakin pentingnya ancaman keamanan non-tradisional, seperti terorisme, kejahatan transnasional, dan keamanan dunia maya atau cybersecurity. Ancaman ini semakin penting dalam beberapa tahun terakhir, dan menimbulkan tantangan serius bagi keamanan dan stabilitas kawasan. Singapura telah berada di garis depan dalam berupaya mengatasi ancaman ini, melalui inisiatif seperti ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime (AMMTC) dan ASEAN Ministerial Meeting on Cybersecurity (AMMCS).
Terlepas dari beberapa tantangan ini, Asia Tenggara juga memiliki peluang besar untuk memperdalam kerja sama dan integrasi regional di tahun-tahun mendatang. Fokus khususnya adalah pada konektivitas digital, yang memiliki potensi untuk mengubah ekonomi kawasan dan mendorong integrasi kawasan yang lebih besar. Negara-negara Asia Tenggara telah membuat kemajuan signifikan di bidang ini dengan inisiatif seperti ASEAN Smart Cities Network (ASCN) dan ASEAN Digital Integration Framework (ADIF), yang bertujuan untuk mempromosikan konektivitas dan inklusi digital di seluruh kawasan.
Di tingkat ekonomi, pemerintah Singapura secara aktif memperkuat perusahaan-perusahaan guna merelokasi industri mereka yang berbasis tenaga kerja ke negara-negara ASEAN lainnya. Pemerintah Singapura juga tertarik berinvestasi di Asia Timur sebagai bagian dari upaya regionalisasi Singapura untuk memperluas pertumbuhan ekonominya. Singapura sendiri sudah mempunyai modal yang cukup, hubungan baik dengan pasar-pasar internasional, dan teknologi yang modern.
Dilihat bahwa negara-negara Asia Tenggara harus lebih meningkatkan kerja sama guna mendorong pertumbuhan dan pembangunan ekonominya, karena diketahui negara maju seperti Cina saja telah memperdalam hubungan ekonominya melalui prakarsa seperti Belt and Road Initiative (BRI) dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
Hal ini menyebabkan terciptanya inisiatif seperti ASEAN Economic Community (AEC), yang tujuannya adalah untuk mempromosikan integrasi ekonomi dan kerjasama antar negara anggota. Singapura sendiri merupakan pendukung kuat AEC, yang mengajukan liberalisasi perdagangan yang lebih besar dan penghapusan hambatan dalam investasi.
Dari artikel yang saya tulis, pendapat saya tentang hubungan internasional di Asia Tenggara sangat kompleks dan beragam. Asia Tenggara merupakan kawasan yang sedang mengalami perubahan besar dalam ranah hubungan internasional. Sebagai negara pemain utama di kawasan ini, Singapura memainkan peran penting dan cukup besar dalam membentuk pandangan saya, yaitu dalam upaya mempromosikan kerja sama dan integrasi kawasannya, sekaligus menyeimbangkan hubungan dengan negara-negara besar seperti China dan Amerika Serikat.