Lihat ke Halaman Asli

Steffi

Siswi SMA Trinitas Bandung

Permainan Tradisional, Masih Zaman?

Diperbarui: 28 Juli 2023   22:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia merupakan negara kepulauan yang dihuni oleh masyarakat yang tersebar dari sabang sampai merauke. Tentu karena faktor geografis ini, Indonesia memiliki budaya yang beragam, mulai dari rumah adat, tarian, alat musik, lagu daerah, pakaian, dan masih banyak lainnya. Namun, seiring berkembangnya zaman, budaya Indonesia sudah semakin tersingkirkan akibat teknologi yang semakin canggih. Banyak generasi penerus bangsa yang saat ini kurang mengenal akan budaya tradisional dan lebih memilih untuk bermain gawai. 

Suatu saat, kami berkesempatan untuk berkunjung ke salah satu tempat pelestarian permainan tradisional yang terletak di kabupaten Bandung, yaitu Komunitas Hong. Komunitas ini telah berdiri sejak tahun 2003. Nama Komunitas Hong sendiri berasal dari kata "Hong" yang artinya bertemu. Di tempat ini, kami diperkenalkan berbagai macam jenis permainan tradisional yang berkisar 200 lebih permainan yang dilestarikan di tempat ini. Tak sedikit permainan yang tidak kami kenal saat kunjungan. Banyak hal-hal yang baru kami ketahui dan pelajari selepas dari sana. 

Saat kami datang, komunitas tersebut menyambut kami dengan menyanyikan lagu permainan tradisional anak-anak. Mereka bernyanyi sambil memainkan alat musik tradisional khas Jawa Barat yaitu kendang, suling bambu, dan demung. Tak lama setelah itu, kami dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk mencoba permainan tradisional secara bergantian. Beberapa permainan yang kami coba diantaranya adalah sapintrong, jalan batok, dam-daman, gatrik, kukuyaan, bakiak, perepet jengkol, dan lain-lain. Selama perpindahan permainan, kami diberikan penjelasan mengenai sejarah, cara bermain, dan bahan-bahan yang digunakan untuk membuat permainan tersebut. 

Di saat kami mencoba permainan-permainan tersebut, kami merasakan bahwa permainan tradisional menarik dan menyenangkan apalagi jika dimainkan secara bersama-sama. Kami merasakan bahwa permainan tradisional ini dapat menumbuhkan nilai-nilai positif yang cenderung sulit ditemukan di zaman ini. Misalnya seperti nilai kebersamaan, kekompakan, kebersyukuran, menjaga kebudayaan, dan lainnya. Kami juga merasa bahwa permainan tradisional ini melatih kekreativitasan kami. Hal ini tentu membawa kami semua ke pemikiran yang lebih dalam lagi akan pentingnya menjaga kelestarian budaya Indonesia, terutama pada permainan tradisional.

Kami menyadari bahwa di zaman ini, anak-anak cenderung melupakan permainan tradisional dan beralih kepada game-game online yang ada di gawai mereka. Banyak diantara mereka yang menganggap bahwa permainan tradisional terlalu "kuno" di zaman digital ini. Sehingga, permainan tradisional dari waktu ke waktunya sudah semakin sedikit yang dikenal. Padahal, setelah kami memainkan permainan tradisional, kami merasakan kesenangan yang jauh lebih menyenangkan dibandingkan game online. Jika permainan tradisional bisa terus dikembangkan dari zaman ke zaman, maka kebudayaan di Indonesia pun akan terus lestari. Kehidupan di era digital saat ini bukanlah penghambat bagi kita dalam melestarikan budaya Indonesia. 

Oleh karena itu, sebagai generasi penerus bangsa, marilah kita tetap melestarikan kebudayaan yang ada di Indonesia dengan memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada agar bukan hanya masyarakat Indonesia yang mengenalnya, tetapi seluruh dunia. Jangan hanya menunggu orang lain untuk mulai melestarikan budaya Indonesia. 

Seperti inikah sikap generasi muda dalam melestarikan kebudayaan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline