Lihat ke Halaman Asli

Fan.

Writer.

#GogikTolakBeritaHoax! Memulai Kebiasaan Verifikasi Berita dan Ber-etiket dalam Penggunaan Media Sosial Bersama Masyarakat Gogik

Diperbarui: 27 September 2024   00:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekar/dokumentasi pribadi: Mahasiswa melakukan sosialisasi mengenai berita hoax dan pematuhan UU ITE dalam berkomunikasi via media sosial (23/07).

Ungaran Barat – Era Disrupsi memudahkan kita untuk mengakses informasi kapanpun, di manapun, dengan media apapun. Bagi kelompok masyarakat yang telah melek tekhnologi, setiap detiknya akan terkena paparan informasi. Namun, apakah informasi yang didapatkan dapat dipercaya seluruhnya? Berangkat dari pertanyaan tersebut, mahasiswa tim II KKN UNDIP Desa Gogik tergerak untuk memberikan sosialisasi mengenai verifikasi berita kredibel serta etiket dalam berkomunikasi di media sosial.

Sosialisasi dilaksanakan pada Sabtu (23/07) kemarin, bertempatkan di Masjid Gintungan dan dihadiri oleh kelompok masyarakat Desa Gogik. Dalam pemaparan materi, mereka menggunakan media video serta power point. 

Cakupan materi yang diberikan meliputi pengertian hoaks, tujuan pembentukan berita hoaks, alasan berita hoaks tetap marak, bahaya paparan berita hoaks, pemberantasan berita hoaks, contoh kasus berita hoaks dan berita bohong yang menggemparkan Indonesia, dan cara memilah berita dari platform media yang kredibel. Sosialisasi berjalan dengan kondusif.

Selain itu, mahasiswa juga memaparkan etiket berkomunikasi di media sosial agar terhindar dari jerat pelanggaran UU ITE. Materi terkait etiket juga merupakan usulan dari wakil ketua TP PKK Desa Gogik, karena permasalahan penggunaan media sosial dapat memengaruhi permasalahan sosial lainnya. Sebagai contoh, penyebarluasan konten pornografi, selain melanggar UU ITE, hal tersebut dapat menimbulkan masalah sosial lain yang lebih serius.

“Seperti contohnya konten pornografi misalnya, ketika konten itu disebarluaskan dan sampai ke tangan anak di bawah umur, bayangkan apa yang akan terjadi? MBA (Married by Accident) bisa terjadi, lalu pada saat hamil gizi Ibu tidak tercukupi, akhirnya anak lahir kekurangan gizi, ketika ekonomi orang tuanya tidak stabil maka tidak ada perbaikan gizi, apa hasilnya? MAsalah stunting. Jadi hal ini saling berkaitan,” tutur wakil ketua TP PKK Desa Gogik.

Menanggapi keresahan tersebut, mereka memutuskan program ini tidak terhenti pada saat sosialisasi selesai dilakukan, dengan periode waktu 13 hingga 19 Agustus, diadakan lomba untuk seluruh kalangan masyarakat Desa Gogik. Lomba ini dilaksanakan di media sosial Instagram, peserta (warga Desa Gogik) mempublikasikan foto terbaiknya beserta quotes original karya mereka dengan tema pemberantasan berita hoaks serta etiket berkomunikasi di media sosial. Tujuan dari lomba ini, agar paparan materi sosialisasi dapat melekat dengan jangka waktu lama di hati masyarakat.

Fan/dokumentasi pribadi (tools: canva): Poster lomba Gogik Tolak Berita Hoax.

“Kamj sangat berharap warga Desa Gogik mulai membiasakan diri memverifikasi segala informasi dan berita yang didapatkan dari media sosial. Selain itu, warga Desa Gogik dapat lebih bijak berkomunikasi di media sosial. Karena di era serba digital seperti ini, bukan hanya dampak positif yang dapat menerpa, namun, dampak negatif juga harus diwasapadai,” ujar mereka. (Fan/Fan)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline