Lihat ke Halaman Asli

Pahami Perbedaan Majas Metafora dan Simile

Diperbarui: 15 Oktober 2024   22:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar:Kabar kampus

Majas dapat kita temukan di berbagai karya sastra, seperti puisi dan prosa. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), majas adalah cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain; kiasan.

Dua jenis majas yang kerap ditemukan dalam karya sastra, yakni metafora dan simile. Melansir buku Bahasa Indonesia SMP Kelas VIII, metafora adalah pemakaian kata maupun kelompok kata berdasarkan perbandingan atau persamaan. Metafora juga berasal dari Bahasa Yunani, yang memiliki arti memindahkan. Secara definisi, majas satu ini menyatakan perbandingan secara langsung. Dengan tujuan untuk menciptakan kesan mental yang hidup.

contoh metafora dapat ditemukan dalam karya sastra Y.B.Mangunwijaya yang berjudul "Burung-burung Manyar." Dalam novel ini terdapat kalimat "Sifat lapang dada harus selalu kita tanamkan di diri kita dalam kehidupan sehari-hari."

Pada kalimat ini lapang dada diibaratkan sebagai orang yang menjalani kehidupan dengan penuh sabar. Metafora ini menggambarkan kesabaran seseorang di tengah kehidupan yang sangat tidak adil.

contoh lain dari metafora dapat di temukan dalam karya sastra Seni Handayani dan Wildan yang berjudul "Get Success UN Bahasa Indonesia." Dalam novel ini terdapat kalimat "orang itu ternyata buaya darat" 

Pada kalimat ini buaya darat diibaratkan sebagai orang yang tidak memiliki kesetiaan terhadap pasangannya. Metafora ini menggambarkan ketidaksetiaan terhadap suatu hubungan.

Sedangkan menurut Masruchin, dalam bukunya yang berjudul Pintar Majas, Pantun, dan Puisi Simile, menjelaskan bahwa majas simile adalah gaya bahasa yang mengungkapkan perbandingan. Serta menggunakan kata perumpamaan, seperti bagaikan, umpama, bagai, ibarat, dan layaknya. 

contoh dari majas simile dapat ditemukan dalam karya W.S.Rendra yang berjudul "Waktu." Dalam novel ini terdapat kalimat " waktu bagaikan butiran air laut, dengan lantunan dan tangis angin silir." Kalimat ini menggambarkan pentingnya memanfaatkan waktu dengan bijak, karena waktu adalah sesuatu yang tak dapat diputar balik.

Contoh lain dari majas simile dapat ditemukan dalam karya Riviananda Rorniaty yang berjudul "Ibu". Dalam novel ini terdapat kalimat "Engkau Bagaikan Malaikatku." Kalimat ini menggambarkan Ibu sebagai pelindungku.

Perbedaan utama antara majas metafora dan majas simile adalah cara keduanya membandingkan dua hal. Simile menggunakan kata penghubung, sedangkan metafora tanpa kata penghubung.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline