Lihat ke Halaman Asli

Stefanus Dean Dardya

Mahasiswa Psikologi Universitas Diponegoro

Ada Apa dengan Gadget?

Diperbarui: 12 Agustus 2022   23:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

SEMARANG (25/7/2022) -- Gadget atau perangkat pintar merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan di era Industri 4.0 ini. Berbagai kalangan usia berlomba-lomba untuk terus mengikuti perkembangan gadget dan memahami penggunaannya. Gadget pun terus berkembang dari masa ke masa. Perkembangan ini tidak hanya meliputi fisiknya, namun juga software yang ada di dalamnya. Berbagai aplikasi tercipta dan dikembangkan terus menerus demi kenyamanan pengguna. Di masa pandemi Covid-19, penggunaan gadget seperti telepon pintar atau laptop pun semakin menjamur guna menyokong berbagai kegiatan yang serba daring.

Mampu menguasai penggunaan gadget merupakan salah satu hal yang saat ini diperlukan, mengingat zaman yang semakin maju, diiringi era digitalisasi di mana hampir semua aspek kehidupan melibatkan penggunaan perangkat pintar. Hal ini pun memiliki berbagai dampak baik maupun buruk. Dampak baiknya adalah gadget dapat membantu penggunanya memperoleh informasi lebih cepat, menambah wawasan, hingga membantu pengembangan keilmuan. Selain itu, terdapat juga berbagai aspek kehidupan yang terkena dampak baiknya, seperti menciptakan lapangan kerja baru yang dapat dieksplorasi dan dikembangkan, memperluas koneksi, hingga menjadi sarana rekreasi.

Selain dampak baik, terdapat pula berbagai dampak buruk dari gadget. Informasi positif memang lebih cepat tersebar, namun begitu pula dengan informasi negatif yang tidak seharusnya, seperti konten kekerasan, pornografi, dan sebagainya. Tidak jarang pula dampak negatif tersebut muncul akibat penggunaan perangkat pintar yang terlalu lama, sehingga memengaruhi kondisi fisik maupun mental penggunanya. Secara psikologis, dampak penggunaan gadget yang berlebihan dapat menyebabkan kesulitan fokus, kesulitan mengendalikan emosi, hingga memengaruhi sikap seseorang terhadap orang-orang di sekitarnya ke arah yang cenderung negatif. Secara fisik, pengaruhnya dapat berupa kelelahan pada mata, social media fatigue (kelelahan akibat terlalu sering mengakses media sosial), hingga kesulitan koordinasi bagian tubuh.

Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro 2021/2022 melakukan penyuluhan mengenai dampak gadget kepada siswa SDN 03 Pleburan pada hari Senin, 25 Juli 2022. Penyuluhan tersebut berupa pembagian leaflet kepada anak-anak siswa kelas 6 SD yang akan diteruskan pada orang tuanya. Sasaran utama penyuluhan ini merupakan orang tua dari murid kelas 6 SDN 03 Pleburan, mengingat peran orang tua sebagai pengawas anak-anaknya dalam bermain gadget. Orang tua perlu lebih acuh terhadap pengaruh gadget pada anak-anaknya maupun dirinya sendiri, agar dampak buruk dari penggunaan gadget yang berlebihan dapat dicegah atau ditanggulangi. Konten dari leaflet tersebut merupakan edukasi mengenai dampak buruk mengenai penggunaan gadget, yang menekankan pada eye fatigue dan social media fatigue.

Diharapkan dengan diberikannya leaflet tersebut dapat membantu orang tua maupun anak-anaknya untuk dapat lebih memahami dampak penggunaan perangkat pintar. Selain itu, diharapkan diadakannya edukasi tersebut para orang tua dapat menjadi lebih awas terhadap anak-anaknya dan dapat dengan bijak membantu anak-anaknya memahami dampak negatif dari penggunaan gadget yang berlebihan dengan cara yang tepat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline