Bermain game bertujuan untuk menghiburkan diri dan juga aktivitas diluar dari kesibukan dari pekerjaan ataupun pendidikan.
Ditambah lagi, untuk menguji adrenalin kemampuan bermain game, yakni game kompetitif. Game kompetitif adala sebuah game yang dapat dimainkan secara individu maupun tim dengan berbagai strategi dan juga menguji strategi dari lawan, dan juga memiliki tingkatan-tingkatan dalam mengasah skill atau kemampuan.
Beberapa contoh game kompetitif yang populer di Indonesia diantaranya, ada Mobile Legends, PUBG Mobile, Free Fire, FC Mobile, E-Football, Valorant, Dota 2, Counter Strike 2, dll.
Game tersebut termasuk pada cabang e-sports, yang artinya terdapat pemain profesional dalam permainan tersebut, serta memiliki kompetisi resmi pada setiap cabang atau genre game tersebut.
Akan tetapi, dalam bermain game kompetitif ada tingkatan dalam memainkan game tersebut. Namun, dalam meningkatkan kemampuan, tidak semua pemain atau player selalu menang.
Seiring adanya kekalahan, ada beberapa player yang menyalahkan satu orang atau lebih dalam biang keladi dari kekalahan tersebut, dan melepaskan sikap egois yang emosionalnya tak terkontrolkan.
Jika full party teman dekat, bukan berarti terhindar dari toxic player. Tetap saja bisa dari pihak lawan, apabila dari pihak lawan merasa terganggu dengan keunggulan kita saat bermain, ataupun memprovokasi kita, seolah-olah ikut menimbulkan emosional.
Untuk perihal adanya toxic player saat bermain game kompetitif, ada 8 cara upaya mengatasi komunikasi dari toxic player pada Game Kompetitif:
1. Biarkan Fokus pada Permainan
Fokuskan diri pada permainan, dan selalu perhatikan kondisi atau situasi yang tepat untuk merancang strategi agar dapat memenangkan game tersebut.
Apabila lawan atau teman satu tim toxic, mohon dibiarkan saja, dan alihkan mata untuk permainan.