Lihat ke Halaman Asli

Negri Sejuta Demo

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setelah melihat berita-berita di berbagai media,
mungkin gak ada salahnya, jika kita memberi julukan baru untuk negara kita ini, "NEG'RI SEJUTA DEMO".

Satu hal yang bikin saya salut sekaligus bingung melihat demo di negara kita ini, kebanyakan dilakukan oleh "Mahasiswa" (Mahasiswa????)....

Salut karena kegigihan "mahasiswa-mahasiswa" yang gak bosan-bosannya melakukan demo. Hampir semua kebijakan pemerintah dibikin demo. Ada kesalahan kecil pemerintahan, dibikin demo, ada skandal aparat pemerintah dibikin demo, sampai-sampai Memasak saja, dibikin demo, hahaha....
(kalo yang demo masak sih, biasanya pesertanya ibu-ibu, n merupakan demo yang paling enak, hahaha..)

Tetapi saya juga bingung, kalo mereka bisa bolak-balik demo, kenapa beberapa tahun yang lalu, ada demo minta kuliah gratis???
Apa mereka gak sadar ya, kalo demo-demo yang dilakukan itu, bisa aja malah lebih besar biayanya dari biaya kuliah?

Tadi, di televisi saya menyaksikan bagaimana demo-demo yang dilakukan oleh para mahasiswa. Mereka membuat spanduk dengan tulisan yang entah apa isinya, membagi-bagikan selebaran, bakar-bakar ban mobil, konvoy gak jelas naek motor....

Kalo dipikir secara goblok-goblokan (sori kalo bahasanya ancur n gak baek)...
Harga kain buat spanduk itu per meternya udah puluhan ribu, belum lagi ditambah cat buat nulis-nulis isi spanduknya.

Bikin selebaran, harga ngeprint 1 lembar kertas mungkin Rp 1000, kalo berwana Rp 2000 hahaha...

di fotocopy, misalnya 1 lembar Rp 200 kalo 2000 lembar udah Rp 200.000, (kalo fotocopy banyak mungkin dapat diskon 10% , hehehe....Woy nyadar, bukannya kita kudu hemat kertas? buat ngurangi penebangan hutan?) Belum lagi keluar uang beli ban buat di bakar, beli bensin buat konvoy...

Itu semua kan bukan jumlah uang yang sedikit, apalagi kalo dilakukan berkali-kali......

Yeah, saya hanya dapat berharap, semoga aja "mereka-mereka" yang melakukan demo-demo itu, dapat berpikir lebih baik lagi. Bukannya dilarang untuk melakukan demo, tapi kalo bisa berbuat yang lebih bermanfaat dengan kegiatan yang lebih positif, kenapa harus melakukan demo (bahkan sampai berakhir anarkis)??

Atau kegiatan itu udah menjadi budaya di "NEG'RI SEJUTA DEMO"? hanya mereka dan Tuhan yang tahu..
Hahahaha...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline