Lihat ke Halaman Asli

Stefani Sijabat

Tertarik degan isu-isu yang berkembang seputar sosial, hukum dan politik

Rencana Pelonggaran PSBB, Indonesia Tidak Sendiri

Diperbarui: 19 Mei 2020   16:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa wilayah di Indonesia masih terus dilakukan. Beberapa wilayah baru saja memulai PSBB dan beberapa daerah lainya terus memperpanjang PSBB. Di tengah kocar-kacirnya pemerintah menangani masyarakat bandel yang tidak mengindahkan aturan PSBB, terdengar adanya rencana pelonggaran PSBB. Katanya sekolah akan kembali di buka di tanggal tertentu begitu juga dengan tempat publik lain.

Namun Presiden Jokowi kembali menegaskan, belum ada kebijakan pelonggaran PSBB. Memang benar pelonggaran PSBB sedang disiapkan namun baru hanya sebatas skenario yang akan dikeluarkan di waktu yang tepat berdasarkan data dan fakta nantinya.

Menanggapi berita pelonggaran PSBB ini, timbul gelombang protes karena menilai saat ini penyebaran Covid-19 di Indonesia belum berada pada tahap "membaik". Tidak hanya itu, pada skala internasional pun pandemi ini masih menjadi primadona yang semakin terkenal.

Baca juga : Ramuan Menghadapi Pandemi

Beberapa negara yang telah melakukan lockdown baru-baru ini memang sudah berencana melakukan pelonggaran secara berkala. Sebut saja Singapura yang telah memberlakukan lockdown parsial semenjak awal April memutuskan akan melonggarkan kebijakan mereka secara bertahap. Uni Eropa juga mengungkapkan rencana untuk membuka kembali beberapa negara di Eropa. Rencana ini ditunjukkan untuk industri pariwisata khususnya mendekati liburan musim panas.

Mungkin Amerika Serikat menjadi yang paling kontroversial dalam hal ini. Beberapa waktu yang lalu Presiden Trump berencana akan membubarkan gugus tugas Covid-19 dengan alasan berfokus pada pembukaan kembali kegiatan ekonomi di Amerika. Padahal sampai saat ini Amerika Serikat menempati urutan pertama dengan kasus Covid-19 terbanyak di dunia.

Beberapa negara sepertinya sudah mulai mengambil ancang-ancang pengembalian kegiatan ekonomi mereka walaupun pandemi Covid-19 ini belum secara global menunjukkan perbaikan. Memang di beberapa negara seperti Selandia Baru yang telah melakukan pelonggaran aturan lockdown telah dianggap berhasil mengangani pandemi ini di daerahnya. Namun tidak dengan sebagian besar negara lain, termasuk Indonesia.

Baca juga : Stigma Yang Salah Di Tengah Pandemi

Tidak bisa dipungkiri pandemi ini mengakibatkan perekonomian lokal banyak negara begitu juga perekonomian internasional menjadi terpuruk. Perlu adanya langkah supaya kondisi perekonomian tidak semakin memburuk dan menimbulkan krisis ekonomi global. Bayangkan saja menghadapi pandemi Covid-19 ini saja dunia sudah kocar-kacir.

Kekhawatiran ini juga didukung dengan pernyataan WHO mengenai, bahwa Covid-19 tidak akan bisa hilang. Virus ini bisa jadi akan menjadi seperti virus lain yang tiap tahunya akan membunuh manusia. Dengaan kata lain perwakilan WHO menyatakan bisa saja kejadian Covid-19 ini bernasib sama dengan HIV yang sampai saat ini juga belum bisa hilang.

Kekhawatiran berkepanjangan ini lah yang mendorong negara-negara untuk mengambil langkah serius memperbaiki kondisi sosial ekonomi di negaranya. Dan di saat yang bersamaan harus pula berjuang memerangi virusnya. Karena saat ini dunia bisa saja terancam mengalami krisis ekonomi global.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline