Transportasi bukan hanya tentang bagaimana kita berpindah dari satu tempat ke tempat lain, tetapi juga mencakup berbagai aspek yang mempengaruhi kehidupan kita, seperti efisiensi, keberlanjutan, dan dampaknya terhadap lingkungan. Dari kendaraan pribadi hingga sistem transportasi publik, setiap bentuk transportasi memiliki perannya masing-masing dalam membentuk mobilitas dan kualitas hidup kita. Transportasi memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari kita dan dalam konteks Indonesia, perkembangan sektor ini sangat signifikan untuk kemajuan bangsa. Dari masa ke masa, kita telah menyaksikan transformasi yang luar biasa dalam berbagai mode transportasi, mulai dari kendaraan tradisional hingga teknologi mutakhir yang semakin mendekatkan kita satu sama lain.
Kita akan membahas salah satu komponen penting dalam sistem transportasi perkotaan kita, yaitu angkot atau angkutan kota. Angkot memegang peranan krusial dalam mobilitas masyarakat, terutama di kota-kota besar di Indonesia.
Dengan fungsinya yang sebagai sarana transportasi massal yang fleksibel, angkot membantu menghubungkan berbagai lokasi dan mempermudah aksesibilitas ke berbagai tempat, baik untuk pekerjaan, pendidikan, maupun keperluan sehari-hari. Namun, seperti halnya sistem transportasi lainnya, angkot juga menghadapi berbagai tantangan dan peluang untuk perbaikan.
Sejarah Singkat Angkot/ Angkutan Kota
Angkot menjadi salah satu transportasi melegenda karena keberadaan angkutan kota/angkot di Indonesia sudah ada cukup lama, dimulai sejak 1943 saat Indonesia masih dijajah oleh Jepang. Jenis transportasi ini dimaksudkan sebagai cara bepergian dengan kendaraan bermotor. Pada tahun 1946, angkot menjadi bagian dari DAMRI (Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia) sebagai angkutan umum. Konsep angkot pertama kali muncul setelah Indonesia merdeka, ketika kebutuhan akan transportasi umum yang efisien di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung semakin meningkat. Angkot biasanya berupa minibus atau kendaraan sejenis yang beroperasi dengan rute-rute tertentu di dalam kota.
Perkembangan Angkot/Angkutan Kota
Perkembangan dan Penataan (1970-an – 1980-an): Selama periode ini, angkot mulai diatur lebih sistematis dengan penetapan rute dan jadwal yang lebih terstruktur. Pemerintah kota mulai memperkenalkan aturan dan regulasi untuk meningkatkan layanan angkot serta keselamatan penumpang. Penggunaan kendaraan yang lebih standar dan penyediaan sarana pendukung seperti halte-halte angkot mulai diterapkan.
Modernisasi dan Tantangan (1990-an – 2000-an): Di era ini, angkot menghadapi berbagai tantangan, termasuk kemacetan lalu lintas dan kebutuhan untuk modernisasi. Meskipun angkot masih menjadi salah satu pilihan utama untuk transportasi di kota-kota besar, ada kebutuhan yang semakin mendesak untuk memperbaiki kualitas layanan, kenyamanan, dan keamanan.
Inovasi dan Peningkatan (2010-an – Sekarang): Pada dekade terakhir, berbagai inovasi diperkenalkan untuk meningkatkan sistem angkot. Termasuk di dalamnya adalah penerapan sistem pembayaran non-tunai, penataan ulang rute, dan integrasi dengan sistem transportasi publik lainnya seperti bus rapid transit (BRT).
Perbedaan Angkot Dahulu dan Kini
Pada tahun 2000-an, angkot di Indonesia memiliki beberapa ciri-ciri yang unik dan karakteristiknya sendiri. Berikut adalah beberapa ciri-ciri angkot pada tahun 2000-an:
1.Tarif Angkot yang Tidak Terstandar: Tarif angkot pada tahun 2000-an tidak terstandar dan seringkali berbeda-beda tergantung pada sopir dan kondisi angkot.
2.Kondisi Angkot yang Tidak Terawat: Angkot seringkali tidak terawat dan tidak bersih, membuat penumpang merasa tidak nyaman. Kondisi ini juga berdampak pada keamanan dan kenyamanan penumpang.
3.Perilaku Supir yang Tidak Tertib: Supir angkot sering menghentikan mobil sembarangan dan menaikkan penumpang seenaknya, yang dapat menyebabkan kemacetan.
5.Identitas Khas: Angkot memiliki identitas khas yang unik, seperti tidak adanya rem (euweuh rémna) di Bandung dan seperti "Kiri" yang sudah umum untuk minta angkot berhenti.
6.Peran dalam Masyarakat: Angkot berperan penting dalam masyarakat perkotaan, terutama sebagai angkutan umum yang efektif. Meskipun memiliki kekurangan, angkot tetap menjadi ikon kota dan setia mengantarkan masyarakat ke tempat kerja.
Perlahan-lahan makin banyak inovasi yang sudah diterapkan pada angkot, kini angkot sudah semakin berkembang dan tentunya memiliki keunggulan yang berbeda dengan angkot pada tahun 2000-an. Berikut adalah kelebihan dari angkot saat ini :
1. Mudah Ditemui : Karena rute angkot yang sudah ditentukan dan angkot juga sering berhenti di tempat-tempat strategis ini memudahkan masyarakat ketika ingin naik angkot .
2. Biaya naik angkot relatif murah : Biaya yang tetap dan lebih murah membuatnya menjadi pilihan yang ekonomis bagi banyak orang terutama bagi pelajar.
3. Angkot dapat mengangkut banyak penumpang : Karena angkot saat ini memiliki bentuk yang lebih besar maka dari itu penumpang yang diangkut menjadi lebih banyak.
4. Kenyamanan : Ketika menaiki dan menggunakan angkot yang aman dan nyaman maka tidak kehujanan di musim penghujan dan tidak kepanasan di musim kemarau, serta memiliki "AC alami" berupa angin sepoi-sepoi.
Namun walaupun angkot saat ini atau Angkot Jak Lingko memiliki keunggulan seperti yang sudah disebutkan, tetap saja pasti memiliki beberapa kekurangan sebagai berikut :
1. Keamanan yang rendah : Hal tersebut dapat terjadi disebabkan oleh kondisi angkot yang tidak terawat dan perilaku supir yang tidak tertib dapat membuat penumpang merasa tidak aman.
2. Waktu tunggu yang lama : Penumpang sering menunggu angkot yang lama terutama jika angkot harus mengejar setoran atau mencari penumpang.
3. Menyebabkan polusi udara : Di satu sisi angkot memang dapat dibilang mengurangi polusi udara namun juga bisa semakin memperparah polusi udara karena menggunakan bahan bakar minyak bumi (BBM), yang dapat menimbulkan polusi udara.
4. Jumlah angkot yang terbatas : Terbatasnya jumlah angkot dapat membuat penumpang sulit menemukan angkot yang tersedia, terutama di wilayah-wilayah baru dan yang tidak terjangkau oleh angkutan umum.
Metode Pembayaran Pada Angkot
Dalam upaya meningkatkan efisiensi dan kenyamanan sistem transportasi publik di Indonesia, teknologi pembayaran non-tunai seperti OK Trip dan Tap Cash telah diperkenalkan. OK Trip adalah salah satu bentuk inovasi dalam sistem pembayaran untuk transportasi umum di Indonesia, khususnya di Jakarta. Sistem ini bertujuan untuk mempermudah proses pembayaran bagi penumpang angkutan umum dengan menggunakan kartu elektronik. Tap Cash adalah sistem pembayaran non-tunai yang dikembangkan oleh Bank Negara Indonesia (BNI) dan berfungsi di berbagai moda transportasi publik di Indonesia, termasuk bus, kereta api, dan angkot. Baik OK Trip maupun Tap Cash merupakan langkah maju dalam modernisasi sistem pembayaran transportasi di Indonesia. Dengan mengadopsi teknologi pembayaran non-tunai, kedua sistem ini menawarkan kemudahan, efisiensi, dan keamanan bagi pengguna transportasi umum, serta membantu pengelola transportasi dalam meningkatkan layanan dan pengelolaan.
Pada masa lalu, sistem pembayaran angkot umumnya dilakukan secara tunai. Penumpang membayar langsung kepada sopir atau kondektur angkot dengan uang kertas atau koin. Banyak angkot dilengkapi dengan kondektur yang bertanggung jawab untuk mengatur pembayaran, memberikan kembalian, dan sering kali juga membantu penumpang dalam menaiki atau menuruni angkot. Tarif angkot sering kali bervariasi tergantung pada jarak perjalanan atau kesepakatan antara sopir dan penumpang. Tidak ada tarif tetap yang berlaku secara universal di semua angkot.
Sedangkan pada masa kini Angkot Jak Lingko menggunakan sistem pembayaran non-tunai. Jak Lingko adalah program integrasi transportasi yang bertujuan untuk menghubungkan berbagai moda transportasi publik di Jakarta, termasuk angkot, bus, dan kereta, dalam satu sistem yang terintegrasi. Penumpang menggunakan kartu elektronik yang dapat diisi ulang (top-up) untuk membayar tarif angkot. Kartu ini juga dapat digunakan untuk moda transportasi lain yang terintegrasi dalam sistem Jak Lingko. Penumpang hanya perlu menempelkan kartu Jak Lingko pada mesin pembaca di dalam angkot. Tarif perjalanan secara otomatis dipotong dari saldo kartu sesuai dengan jarak tempuh.
Kita telah melihat dan merasakan perjalanan panjang yang telah dilalui oleh sektor transportasi di negara kita. Dari masa lalu yang penuh dengan tantangan hingga era modern yang dipenuhi inovasi, transportasi telah menjadi pilar penting dalam mendukung mobilitas masyarakat dan pertumbuhan ekonomi.
Kita telah melihat bagaimana angkot sebagai salah satu bentuk transportasi publik, bertransformasi dari sistem pembayaran tunai yang sederhana menjadi sistem yang lebih terintegrasi dan berbasis teknologi seperti Jak Lingko. Ini merupakan contoh nyata bagaimana teknologi dan perencanaan kota dapat mengubah cara kita berpindah dari satu tempat ke tempat lain, menjadikannya lebih efisien, nyaman, dan berkelanjutan. Semoga informasi ini tidak hanya bermanfaat tetapi juga menginspirasi kita semua untuk berperan aktif dalam mendukung perbaikan dan inovasi di sektor transportasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H