Lihat ke Halaman Asli

Stefani Krista

Pecinta hujan, perantau, dan penyuka jalan-jalan.

Drama Korea: Tak Menjual Roman Picisan Belaka

Diperbarui: 5 Oktober 2017   08:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Poster drama Korea. Signal TVN

"Kamu suka drama Korea juga, Fan?" tanya seorang kenalan heran saat membaca tulisan saya yang menyinggung salah satu adegan drama Korea. Dan sayapun menjawabnya dengan anggukan mantap. 

Ya, beberapa kenalan baru saya tidak menyangka akan hal ini. Mungkin bagi mereka yang pernah membaca tulisan saya yang terkesan (sok :D) idealis, rasa-rasanya tak mungkin saya menyukai drama Korea—yang dianggap menjual roman picisan belaka. Namun stereotip soal drama Korea semacam itu adalah salah besar.

Drama Korea tak hanya berkisah soal percintaan belaka. Ada banyak drama Korea yang berbicara soal keahlian akan suatu profesi, kehangatan keluarga, peristiwa-peristiwa misteri kriminal, persahabatan, dan sebagainya. 

Memang hampir selalu terselip kisah romantis di dalam drama Korea. Namun di beberapa drama yang berkisah tentang misteri pembunuhan misalnya, kisah-kisah cinta semacam itu bahkan bisa tidak dijumpai. Dan tentu saja ada hal-hal baik di dalamnya yang dapat ditiru oleh sinetron dan film-film televisi Indonesia, khususnya.

Lalu, apa saja yang membuat saya menyukai drama Korea? 

Cerita yang Menarik, Unik, dan Orisinil

Drama Korea banyak sekali menyajikan kisah menarik dan belum pernah saya temukan di serial barat, apalagi sinetron Indonesia. Misalnya, drama Signal yang bercerita tentang detektif yang bisa berkomunikasi antar masa (dulu dan sekarang) lewat walkie-talkie untuk mengungkap misteri pembunuhan. Menonton drama jenis ini bisa membuat kita penasaran menanti episode berikutnya. Contoh drama lain yang menarik kisahnya adalah Tunnel, W, Circle, dan Save Me.

Bangsa kita, Indonesia, rasanya tak kalah kreatif dibanding bangsa lain. Kita bisa melihat konten video-video Youtube orang Indonesia yang kreatif dan menarik. Maka tak salah rasanya jika kita mengharapkan Indonesia bisa pula menciptakan kisah-kisah menarik, unik, dan orisinil di layar kaca—tak hanya soal kisah percintaan anak muda atau mencontek drama negeri lain. 

Akting Pemain yang Alami

Akting para pemain dalam drama Korea kebanyakan tidak berlebihan—tepat sesuai karakter dramanya. Kamu serasa bisa mengalami apa yang mereka rasakan, apalagi yang berbicara soal kehidupan sehari-hari, seperti Fight My Way—drama yang berkisah soal mengejar mimpi. Karakter yang kuat seperti itu tentu sangat menolong kita menikmati keseluruhan drama. Contoh lain drama soal kehidupan sehari-hari adalah Age of Youth 1 dan 2. 

Akting pemain yang baik ini tentu patut ditiru oleh para pemain sinetron Indonesia. Para penonton pasti akan sangat terganggu menikmati sinetron yang akting pemain-pemainnya berlebihan dan tidak alami. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline