Lihat ke Halaman Asli

Stefanie Rizki Wijaya

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Optimalisasi Perkembangan Sosial Anak Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif

Diperbarui: 21 Juni 2022   22:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Surabaya, 21 Juni 2022—KKN alias Kuliah Kerja Nyata menjadi bagian perjalanan yang tidak asing lagi di kalangan mahasiswa. Terlebih, kegiatan tersebut diwajibkan sebagai bentuk pertanggung jawaban ilmu yang dimiliki dengan mengimplementasikannya pada masyarakat. Meskipun berada di era pandemi Covid-19, Universitas 17 Agustus Surabaya atau yang dikenal dengan julukan Kampus Merah Putih tetap melakukan kegiatan KKN secara individual di tempat tinggalnya masing-masing.

Salah satu mahasiswi Universitas 17 Agustus yaitu Stefanie Rizki Wijaya menyelenggarakan KKN Mandiri di TK Anak Mandiri Surabaya. Stefanie merupakan mahasiswi dari program studi Psikologi yang berada di angkatan 2019 yang berada di bawah bimbingan Muh. Jufri Ahmad, S.H., M.M., M.H. selaku dosen pembimbing lapangan.

Mahasiwi ini menyoroti permasalahan mitranya yaitu TK Anak Mandiri, dimana para guru merasa resah akan beberapa anak di masa pandemi yang mengalami kesulitan dalam perkembangan sosialnya. Sebab, di masa pandemi yang mengharuskan seluruh masyarakat melakukan seluruh aktivitas dari rumah, termasuk kegiatan belajar mengajar, anak-anak TK pun tidak bersosialisasi dengan teman sebayanya sehingga disaat kegiatan belajar mengajar kembali tatap muka, anak merasa kesulitan.

Menanggapi kondisi tersebut, Mahasiswi Universitas 17 Agustus 1945 yang sedang melakukan KKN ini membuat program edukasi dan praktek langsung dari Metode Pembelajaran Kooperatif. Edukasi ini ditujukan pada guru dan tak hanya teori, namun langsung dicontohkan implementasinya pada anak.

                                                                  

dokpri

“Karena ketika memasuki Taman Kanak-Kanak, mereka berada pada usia golden age, akan sangat mempengaruhi perkembangannya terutama ketika akan memasuki Sekolah Dasar, butuh banyak keterampilan sosial. Model ini sangat bagus karena komunikasi antars iswa secara informal membuat siswa cepat memahami suatu materi yang sedang dibahas. Anak yang agak terlambat menerima materi pelajaran, dengan penjelasan temannya yang lebih pandai, akan lebih mudah menerima dan memahami materi yang sedang didiskusikan, di samping mereka juga terlatih untuk belajar mendengarkan pendapat orang lain. Oleh sebab itu peran guru sebagai fasilitator dan observator sangat krusial dan penting.” Ujar Stefanie.

Kepala sekolah TK Anak Mandiri, Ibu Yus, menyampaikan rasa terima kasih dan senangnya karena telah terbantu dengan adanya edukasi Metode Pembelajaran Kooperatif dan praktek langsung kepada anak didiknya. “Saya merasa senang terbantu dengan mahasiswi yang melakukan KKN di tempat kami karena ada ilmu yang bisa kami dapatkan dan akan berguna untuk mengatasi permasalahan kami.” Ujarnya.

dokpri

#UntagSurabaya #KitaUntagSurabaya #UntukIndonesia #UntagSurabayaKeren #EcoCampus #Kampuskompeten




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline