Dunia sastra Indonesia tengah diselimuti duka, pada hari Selasa (6/4/2021), pukul 03.55 WITA dini hari, Umbu Landu Paranggi meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara, Denpasar. Tagar #MaiyahBerduka pun ramai di berbagai platform media sosial, seperti Twitter dan Facebook. Mereka mengungkapkan kehilangan atas perginya penyair yang dikenal memiliki andil membesarkan beberapa nama penyair nasional seperti: Linus Suryadi Ag., Korrie Layun Rampan, Suwarna Pragolapati, dan Emha Ainun Najib.
Berdasarkan informasi yang tertera di Ensiklopedia Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, penyair Umbu Landu Paranggi lahir di Sumba, Nusa Tenggara Timur, 10 Agustus 1943. Beliau dikenal dan dijuluki sebagai 'Presiden Malioboro', karena aktivitasnya dalam berkesenian sering dilakukan di Malioboro, Yogyakarta. Setelah menyelesaikan studinya di fakultas Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada, pada tahun 1975, penyair Umbu Landu Paranggi berangkat ke Denpasar dan memulai karirnya sebagai redaktur Bali Post.
Berikut contoh puisi Umbu Landu Paranggi yang populer: 'Kuda Putih', 'Kuda Merah', 'Sajak Kecil' dan 'Apa Ada Angin di Jakarta'.
Meskipun beliau sudah pergi, namun karyanya akan terus diingat. Begitu juga dengan karya yang lain, sebagaimana Umbu mengungkapkan harapan atas munculnya generasi baru. Mengutip wawancara yang pernah dimuat di rubrik Insan Wawasan Majalah Balairung No.30/Th.XIV/1999, Umbu berujar: "Ya, setiap generasi punya talenta dan nafasnya sendiri-sendiri, semacam kekuatan dan semangat yang menggerakkan zaman yang menghidupinya. Akan selalu ada kesaksian-kesaksian yang mewakili suara generasi."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H