Lihat ke Halaman Asli

Stefan Sikone

Mengajar di SMAN 1 Tengaran - Kab. Semarang dan Entreprenuer Bisnis Online

Ketidakadilan Berlanjut: Mengapa Orang Pintar Harus Menggunakan Suaranya untuk Perubahan?

Diperbarui: 8 Februari 2024   19:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pendahuluan:
Dalam era informasi yang canggih ini, kita sering kali melihat orang-orang pintar yang memiliki pengetahuan yang luas tentang berbagai isu sosial, tetapi terdiam dalam menghadapi ketidakadilan yang ada di sekitar mereka.

Fenomena ini sangat menarik untuk disimak, karena seharusnya kebijaksanaan dan kecerdasan seseorang dapat digunakan untuk melawan ketidakadilan dan memperjuangkan keadilan.

Namun, mengapa orang-orang pintar ini memilih untuk diam dan tidak bertindak? Mari kita telaah fenomena ini dalam artikel ini.

1. Mengapa orang-orang pintar terkadang diam?

Orang-orang pintar seringkali memiliki pemahaman yang mendalam tentang berbagai isu sosial dan politik yang ada.

Namun, mereka mungkin memilih untuk diam karena beberapa alasan.

Pertama, mereka mungkin merasa tidak memiliki kekuatan atau pengaruh yang cukup untuk melakukan perubahan yang signifikan.

Kedua, mereka mungkin khawatir akan konsekuensi yang akan mereka hadapi jika mereka berbicara terbuka tentang ketidakadilan yang ada. Ketakutan akan dijauhi, dikucilkan, atau bahkan dihukum dapat membuat mereka memilih untuk tetap diam.

2. Implikasi dari diamnya orang-orang pintar

Dampak dari diamnya orang-orang pintar terhadap ketidakadilan sangatlah besar. Dalam situasi ini, ketidakadilan dapat terus berlanjut dan bahkan memperburuk kondisi yang ada.

Ketidakadilan tidak akan pernah berubah jika tidak ada orang-orang pintar yang berbicara dan bertindak untuk melawannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline