Lihat ke Halaman Asli

fanky christian

IT Specialist, DCMSolusi, DCMGroup, EventCerdas, StartSMEup, JesusMyCEO, IndoBitubi, 521Indonesia

DTC: Cloud sebagai Sebuah Journey

Diperbarui: 27 September 2022   09:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan Webinar Cloud (koleksi pribadi)

Dalam masa pandemi, cloud memegang peranan penting. Mendadak semua perusahaan dan instansi , mempertimbangkan menggunakan cloud sebagai platform untuk mereka berkembang dan juga bertahan di masa pandemi. Mengapa ?

Pertama, kebutuhan pengembangan aplikasi di masa pandemi. Semua perusahaan dan instansi bicara cloud, karena mendadak aplikasi mereka yang tadinya ada di kantor, dalam jaringan kantor, harus bisa diakses dari luar kantor. Maka pilihannya adalah merubah aplikasi yang ada dari client server based, menjadi web-based. 

Dengan interface web-based, maka ada perubahan arsitektur jaringan dan aplikasi yang terjadi. Mereka harus bisa diakses dengan cepat oleh user dari berbagai tempat. Maka pilihan web-based jadi faktor utama. 

Kedua, perubahan infrastruktur jaringan. Karena aplikasi menjadi web-based, dengan kecepatan akses yang baik, maka kecenderungan untuk menempatkan aplikasi tersebut di luar data center kantor menjadi pertimbangan. Pilihan mereka adalah menyewa tempat khusus, atau sering dikenal dengan hosting provider, tapi tentu hardware harus dari perusahaan / instansi sendiri. 

Sedangkan semasa pandemi, banyak hal terjadi. Perangkat hardware menjadi lebih lama waktunya dibandingkan biasanya.

Maka pilihan jatuh ke infrastructure as a service (IAAS) dan ini pastinya cloud. Maka tidak heran, justru dimasa pandemi, layanan cloud berkembang pesat, terutama IAAS. 

Ketiga, menggunakan cloud yang sesuai. Salah satu kendala penggunaan cloud adalah migrasi untuk ke cloud (cloud in-strategy). Biasanya perlu waktu 1-2 minggu untuk setup layanan IAAS cloud. Dan cara yang tercepat adalah backup semua data, simpan di harddisk dan copy ke storage cloud provider. Ini hanya bisa dilakukan untuk cloud provider yang memiliki data center di Indonesia. 

Bagaimana dengan yang belum ada? Tentu perlu waktu untuk copy dan sinkronisasi data perusahaan / instansi ke storage yang ada. Umumnya mereka ada di data center berlokasi di Singapora. 

Keempat, penggunaan multi cloud. Setelah berhasil menggunakan satu cloud, biasanya perusahaan dan instansi akan mempertimbangkan menggunakan lebih dari satu cloud, untuk menjaga kemungkinan data mereka, agar aman dan tidak tergantung dalam satu cloud saja. Maka mereka menggunakan lebih dari satu cloud provider. 

Selain itu, pertimbangan ini juga diambil karena banyak perusahaan dan instansi membagi layanan mereka berdasarkan cloud dan biaya yang ada. Ada yang menempatkannya di cloud yang satu karena biayanya murah untuk layanan tertentu. Lainnya karena biaya murah untuk storage. Seringkali pertimbangannya selalu urusan biaya. Tidak ada salahnya tapi tetap harus perhatikan hal berikut ini.

Kelima, strategi keluar cloud (cloud-out strategy). Mengapa perusahaan atau instansi berpindah dari satu cloud ke cloud lainnya? Banyak hal. Bisa dari sisi layanan yang kurang memadai. Support atau dukungan teknis yang payah. Tidak ada dukungan teknis malah akan merumitkan. Sulitnya penanganan setup juga seringkali ditemukan. Dan terakhir, tentu saja biaya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline