Memang benar, sepanjang pandemi ada yang berubah banyak dalam keseharian kita. Salah satunya adalah cara kita belanja dengan menggunakan media online. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan belanja online ini. Karena dengan belanja online, maka kita akan
- Menghemat Biaya Perjalanan. Sebelumnya kita belanja harus keluar dari rumah, minimal ke warung terdekat kita menggunakan kendaraan sepeda motor, jarang yang mau jalan kaki kan. Atau bahkan ke minimarket, supermarket, pasti bawa kendaraan mobil. Bila tidak ada kendaraan, maka tetap kita harus mengeluarkan biaya untuk biaya transportasi berbelanja. Sekarang tidak ada lagi, semua hanya dengan jari, barang tiba di depan anda.
- Menghemat biaya karena lebih murah. Kok bisa? Karena dengan online, semua menjadi lebih murah juga dari sisi produsen atau penjual. Mereka tidak harus menyediakan biaya untuk distribusi barang. Karena pelanggan, konsumen bisa langsung belanja ke produsen, penjualnya secara langsung. Sehingga biaya barang dapat ditekan.
- Menghemat biaya promosi. Dengan media online, maka sebagian besar produsen, distributor menggunakan media lain selain billboard yang biayanya mahal, iklan TV yang mahal, bahkan radio. Mereka cukup menggalang pengikut (follower) di Instagram, facebook, atau bahkan Tiktok untuk mengiklankan produknya. Ujung-ujungnya konsumen menjadi lebih mendapatkan manfaat, karena biaya promosi tinggi tentu akan menaikkan harga barang.
- Menghemat biaya kirim. Nah ini yang dilematis. Dengan belanja online, maka otomatis semua perlu biaya pengiriman. Tapi konsumen tetap lebih pintar. Mereka memilih platform marketplace yang bisa memberikan nilai kompetitif, salah satunya adalah biaya pengiriman yang gratis. Tidak heran, marketplace online harus memutar otak agar tetap bisa menjaga konsumen berbelanja di platform mereka.
- Menghemat biaya 'ngidam'. Mengapa saya sebut demikian? Karena seringkali kita sangat ingin makan sesuatu yang bukan dari daerah kita, tapi kita tahu itu enak. Jadi kalau kita ingin gudeg Bu Jum Yogya, tinggal cari di marketplace online. Dan tidak lama, barang itu bisa ada di depan kita. Kemarin saya ingin makan mochi Gemini Semarang, tinggal order, sekarang ada di depan saya.
Namun ada sisi lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Sampah akibat pengiriman online ini luar biasa banyaknya. Tidak tanggung-tanggung. Bila berbelanja barang apapun, hampir dipastikan, barang akan dibungkus PLASTIK, BUBBLE WARP yang tebal, sehingga mengakibatkan sampah rumah tangga kita jadi lebih banyak.
Apa yang harus kita lakukan ?
Pertama, kita DATA barang yang akan kita beli dulu. Ini tidak wajar. Tapi kita bisa mendata dimana kita belanja, dan umumnya mereka akan menambahkan biaya untuk bublewarp, plastik tambahan untuk memastikan barang aman. Bila kita belanja barang umum yang kita rasa bisa aman tanpa pembungkus ini, maka berikan CATATAN bahwa barang tidak perlu dibungkus plastik. Bisa diberikan catatan tambahan di note di tiap order yang kita lakukan. Setelah itu coba lihat, apakah penjual merespon dengan baik atau tidak, dengan tidak memberikan plastik bublewarp. Bila dia cermat, dia akan mengikuti petunjuk kita.
Kedua, kita DATA dan pisahkan pembungkus kardus dan plastik. Pisahkan sampah plastik, bublewarp yang masih bagus dan panjang, plastik yang sudah rusak dan bernoda, pisahkan kardus sendiri. Jangan lupa juga satukan dan kumpulkan mereka dalam satu wadah. Kami hampir tiap minggu keliling keluar kompleks memberikan kardus, plastik yang rusak, dan plastik yang bagus ke pemulung atau penjual yang mau menggunakan plastik bublewarp yang masih bagus.
Kita bisa mencatat ini semua dalam smartphone kita, dan memastikan bahwa kita ambil bagian dalam pengurangan pemakaian plastik di dunia ini. Ingat, sampah plastik menjadi sampah nomor satu di dunia saat ini, terutama di masa pandemi.
Dengan mendata apa yang kita pesan, kita minta bungkus yang secukupnya, semoga upaya sederhana ini membantu kita mengambil bagian dalam pengurangan pemakaian plastik di masa pandemi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H