Lihat ke Halaman Asli

fanky christian

IT Specialist, DCMSolusi, DCMGroup, EventCerdas, StartSMEup, JesusMyCEO, IndoBitubi, 521Indonesia

Menyangga Retail dan Kuliner untuk Bertahan

Diperbarui: 14 Juni 2021   12:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Pribadi Fanky - Makan siang sepi

Siang ini saya sengaja mengambil waktu untuk makan secara offline , setelah selama ini lebih suka order makanan secara online. Memang ada perasaan yang berbeda. 

Dulu sebelum pandemi, kita perlu mengantri untuk bisa makan di satu tempat tertentu, apalagi kalau tempat itu sedang ada promo. Sekarang tidak. Kursi kosong menanti, dan suasana retail yang sepi. 

Apa daya kita ? 

Jaga kemampuan beli. Ini yang setidaknya , kita sebagai konsumen bisa lakukan bersama. Dengan tetap berbelanja, baik secara online ataupun offline atau onsite. Coba hitung berapa banyak yang bisa terbantu bila kita tetap berbelanja. Satu orang minimal makan 30-50 ribu, sedangkan target mereka rata-rata 100 porsi sehari. Sisanya mereka harus bisa usahakan dari pembelian dari online, apabila trafik offline atau onsite sangat sepi. 

Apalagi hari ini, hari Senin, hari kerja di tengah bulan. Orang cenderung menahan, dan menghemat. 

Salah satu tempat makan siang saya kali ini biasanya ramai, tapi tidak ada pengunjung yang datang, dan sepi hingga puncak jam makan siang. Saya juga tidak melihat kesibukan sang juru masak, kemungkinan tidak ada order online juga. Tapi saya cek, mereka bisa menerima order juga. 

Ini adalah gambaran umum kondisi kuliner kita saat ini, dan mau tidak mau, yang bisa menyelamatkannya hanya kemampuan beli dari kita semua. 

Demikian juga dengan retailer. Mau besar ataupun kecil, memang sebagian besar mereka sekarang sudah punya channel online, mulai dari whatsapp, website, dan sosmed yang terus menerus diupdate, dan mengundang customer nya untuk datang ke tempat mereka. Ya, ini cara yang benar, karena dengan cara inilah mereka akan tetap datang, dan berbelanja. 

Mengupayakan hal ini mungkin tidak mudah, ada segmen tertentu yang tidak punya kemampuan ini, dan akhirnya mereka bingung harus berbuat apa. Mereka diam saja menunggu customer nya datang, padahal sebaliknya, customer juga tidak tahu, kalau ada kuliner dan retailer yang perlu mereka. 

Jangan hanya diam. Upayakan berbagai cara untuk bangkit. Dan Indonesia pasti bisa, karena market kita besar luar biasa.  

Kami di StartSMEup siap membantu UMKM yang perlu dukungan teknologi dan sumber daya manusia terkait teknologi, setidaknya itulah yang bisa kami bantu saat ini. Mari terus menyangga UMKM Indonesia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline