Lihat ke Halaman Asli

Pemanfaatan Sifat Totipotensi dalam Kultur Jaringan

Diperbarui: 29 Agustus 2018   19:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teori totipotensi sudah ada sejak lama. Teori totipotensi sendiri dikembangkan oleh seorang ahli yang bernama Gottlieb Haberlandt pada tahun 1898. Gottlieb Haberlandt adalah seorang ahli fisiologi yang memiliki kewarganegaraan Jerman. Dan pada tahun 1969, ada seorang ahli yang bernama Frederick Campion Steward yang melakukan percobaan terhadap sifat totipotensi ini. Adapun percobaan yang dilakukannya adalah pada tanaman wortel. Dan totipotensi sel akan membentuk individu baru yang mengalami berbagai tahapan yaitu pada bagian - bagian tumbuhan, jaringan floem pada akar milik tanaman wortel kemudian dipotong menjadi bagian kecil - kecil dengan massa masing-masing 2 mg lalu ditumbuhkan dengan memakai media bernutrien. Saat sel - sel mengalami pembelahan, maka sel -- sel tersebut akan membentuk kalus. Kalus lalu dipisahkan ke dalam media bernutrisi. Kemudian kalus tersebut akan membelah diri lalu embrio akan terbentuk. Akhirnya terbentuklah sebuah individu baru hasil dari percobaan tersebut. Adapun kalus merupakan suatu kumpulan sel yang terbentuk dari sel-sel jaringan awal yang membelah secara terus menerus namun belum terdiferensiasi. Teori totipotensi sel atau yang Bahasa Inggris nya disebut Total Genetic Potential, memiliki arti bahwa setiap sel mempunyai sebuah potensi genetika seperti sel zigot antara lain bisa melipatgandakan dan memisahkan diri menjadi sebuah tanaman yang lengkap. Dengan demikian, dapat disimpulkan melakukan pembentukan pada semua bagian organisme secara matang. Selain itu bagian pada tumbuhan bisa dilakukan kloning menjadi tanaman yang identik dengan bahwa pengertian totipotensi yaitu kemampuan setiap sel tanaman untuk membentuk individu baru yang sempurna. Jadi, sifat totipotensi yang ada pada jaringan tanaman tersebut dimanfaatkan untuk memperoleh individu baru yang seragam atau sama dalam jumlah yang banyak serta terbentuk dengan waktu yang cepat. Karena sel - sel pada tumbuhan memiliki sifat totipotensi yaitu mempunyai potensi penuh, maka hal tersebut bisa mempertahankan potensi dari zigot untuk metode genetik. Dari usaha tanaman dalam membentuk individu yang baru maka hal tersebut disebut prinsip kultur sel atau kultur jaringan. Prinsip kultur jaringan ini dipaparkan oleh Muer, Hildebrandt, dan Riker di tahun 1954. Prinsip kultur jaringan ini mempunyai kecocokan dengan kelanjutan perkembangbiakan tanaman secara vegetatif, khususnya pada metode stek oleh karena pada metode stek, bagian tanaman yang sudah dibelah akan bertumbuh dan berkembang menjadi satu individu yang baru. Tetapi, perbedaannya pada metode kultur jaringan memang wajib betul-betul memperhatikan sterilitasi alat dan bahan pada saat ingin menerapkan totipotensi pada tumbuhan. Kultur jaringan juga bisa menyediakan protoplasma sel somatik dan sel generatif (misalnya polen) yang bisa menjadi materi pengiriman gen dalam proses penciptaan sel persilangan.

*Di bawah ini merupakan keuntungan dalam menggunakan kultur jaringan, antara lain:

-Kita bebas memilih pada bagian mana tanaman yang akan dikultur jaringannya

-Biasanya memiliki waktu yang relatif singkat

-Tidak perlu menggunakan tempat yang besar

-Bisa menghasilkan banyak jumlah tanaman yang baru dari satu jenis tanaman dengan waktu yang cepat

*Jenis-Jenis Teknik Kultur Jaringan

1.Kultur meristem, kultur meristem merupakan kultur jaringan tanaman yang menggunakan eksplan bagian tanaman yang berasal dari jaringan tanaman yang muda atau jaringan meristem. Sel -- sel meristem biasanya stabil karena pada sel -- sel meristem mitosis terjadi secara bersamaan dengan berkelanjutannya pembelahan sel sehingga tidak terjadi penggandaan berlebih. Oleh karena itu, tanaman yang dihasilkan akan identik dengan sel yang diduplikasi.

2.Pollen atau kultur anther, kultur anther merupakan sebuah metode kultur jaringan dengan memakai bagian tumbuhan seperti benang sari atau serbuk sari yang digunakan untuk menciptakan tanaman yang haploid. Mutasi yang terjadi pada kultur jaringan ini umumnya bersifat resesif. Namun, kultur anther hanya mudah untuk diterapkan pada tanaman tembakau dan sulit diterapkan pada tanaman lain.

3.Kultur kloropas, kultur kloroplas merupakan sebuah metode kultur jaringan dengan memanfaatkan kloroplas untuk kepentingan membenahi sifat tumbuhan dengan melalui penciptaan spesies yang baru

4.Somatic cross atau persilangan protoplasma, somatic cross atau persilangan protoplasma merupakan salah satu teknik persilangan atau hibridisasi tumbuhan dari 2 macam protoplasma dan menjadi satu protoplasma dengan memanfaatkan rekayasa genetika konvensional, lalu dikembangkan sehingga akan didapatkan tumbuhan yang memiliki sifat yang baru.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline