Lihat ke Halaman Asli

Fokus terhadap Persamaannya Bukan Perbedaannya

Diperbarui: 21 November 2024   22:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Indonesia negara yang mengakui 6 agama berbeda. Setiap umat yang menganut memiliki cara dan budaya untuk melaksanakan ibadah mereka. Lebih dari ribuan umat menganut agama yang sama belum tentu memiliki pola pikir yang serupa. Pemikiran ini kerap kali menimbulkan banyak pihak yang berselisih untuk menentukan umat yang paling baik.

Kegiatan ekskursi yang diadakan oleh Kolese Kanisius untuk para murid SMA. Siswa-siswa diajak untuk bisa budaya dan cara beribadah umat Muslim. Mencoba mengikuti gaya hidup dan saling bertukar pikiran menjadi jalan untuk bisa saling memahami.

Agama mayoritas tentu tidak menjadikan suatu negara mempunyai ideologi berdasarkan kepercayaan.Setiap umat di Indonesia memiliki kesempatan untuk menunjukkan aksinya dengan tindakan-tindakan nyata.

Kehidupan di pondok pesantren tentu berbeda dengan pengalaman retret. Kegiatan di pesantren mengajarkan kepada para murid-muridnya untuk siap menghadapi kerasnya dunia. Tempat tinggal yang sederhana, makan secara bersama, dan membersihkan lokasi secara piket. Pengalaman itu memiliki sebuah ajaran agar para santri terbiasa menghadapi dunia yang tidak nyaman. 

Seseorang di dunia tentu harus memiliki semangat dan pengalaman yang tinggi. Kemampuan tersebut di saat ini menjadi aspek penilaian yang penting karena ada banyak tantangan zaman semakin berkembang. Sulit sekali untuk bisa bertahan jika tidak memiliki kemampuan menerima kondisi. Orang seringkali gagal karena tidak mampu menahan stress dari lingkungan. 

Pendidikan di pesantren mengajarkan untuk bisa belajar, hidup sederhana, dan berdoa. Para santri belajar untuk bisa memaknai atas karunia yang diberikan melalui pengalaman yang dilalui. Kepedulian terhadap sesama menjadi contoh yang baik dalam menghadapi perkembangan. T

untutan nilai juga seringkali mengabaikan nilai agama yang tentunya masih penting. Kehidupan para santri mengajarkan untuk bisa tetap ingat akan Tuhan dari kegiatan yang padat. Jadwal yang padat tentu semakin perlu untuk dapat mengandalkan rahmat Tuhan.

Pendidikan di pesantren membuat para siswa-siswa ekskursi menjadi semakin kaya akan pengalaman. Berbaur dengan teman lintas agama membuat pemahaman karakter akan semakin kuat. Paus Fransiskus menyatakan kekagumannya terhadap Indonesia sebagai negara yang mampu menjaga persatuan dalam keberagaman.

 Ia memuji semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang mencerminkan cara perbedaan-perbedaan di Indonesia tidak menjadi pemecah belah, melainkan kekuatan menyatukan. Sikap Paus Fransiskus menjadi teladan bagi para siswa Kanisius dan santri dalam menyikapi semangat Bhinneka Tunggal Ika. 

Seorang yang toleransi tentu menghargai perbedaan yang ada. Kegiatan ekskursi dapat menjadi jalan untuk bisa saling mengenal budaya satu sama lain. Kunci dalam menghadapi perbedaan adalah dengan sering saling berdiskusi. Saling mengenal budaya menjadi jalan untuk bisa memahami satu sama lain dalam perbedaan.

Kejadian intoleransi di Indonesia masih sering terjadi. Aksi teror yang dilakukan oleh ISIS mengenakan pakaian bertuliskan jihad. Bom yang dirakit oleh tersangka berada di halaman gereja saat kebaktian. Kejadian ini memakan satu korban yaitu seorang balita yang meninggal akibat luka bakar yang serius. Tiga anak lainnya juga mengalami luka bakar serius akibat serpihan bom tersebut. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline