Statusnya calon, maksudnya calon penulis. Berkali-kali kawan menanyakan bagaimana cara buat tulisan, nyatanya cuma sebatas tanya.
Tak ada waktu, lelah, dan tak tahu apa yang akan ditulis menjadi pamungkas alasan. Pastinya sich dampak menulis itu menyehatkan luar-dalam dan mengawetkan tua-nya umur.
Terpicu oleh kesukaan yang tercipta, meski tak secara tiba-tiba, semua alasan terpatahkan oleh pengalaman diri. Sepulang kerja, sambil melepas lelah, tangan menagih janji untuk menulis. Hasilnya, lelah amblas menguap terbang, dan rasa sehatnya membahagiakan hati.
Tunggu apa lagi, bersegeralah kawan-kawan calon penulis agar lepas landas menjadi penulis. Caranya, tanpa banyak alasan yang tak jelas, menulislah meski hanya sepatah. Begitu pena mengukir kata, disitulah predikat penulis terlahir.
Tak perlu berharap secepatnya menjadi penulis hebat, karena semua ada prosesnya. Satu tulisan tercipta, hendaknya disusul oleh tulisan-tulisan lainnya agar kualitasnya semakin meningkat.
Seorang penulis adalah pembelajar yang baik. Seringnya menulis, melancarkan hadirnya ide-ide yang akan dituliskan.
Demi karya tulisan yang berbobot, tak segan harus belajar memahami dan mencari bahan-bahan pendukungnya. Artinya secara tidak langsung, penulis telah belajar lebih banyak dari apa yang ditulis, dan menyusunnya.
Terlebih, bila tulisan yang dibuat berkaitan atau setidaknya bersinggungan dengan kisah yang teralami, akan lebih memperkaya kedalaman materi.
Tak perlu kuatir kehilangan ide, bila kegiatan menulis telah dimulai, biasanya lancar-lancar saja kecuali bila lelah.
Tertarik dengan banyaknya penulis yang tampak bahagia, awet tua dan bersemangat, tak ada salahnya bila calon-calon penulis memantapkan hati. Menulislah, jangan bermanja oleh situasi tak punya waktu, dan lelah yang menghambat perubahan status dari calon menjadi penulis sungguhan.
Sejatinya, menulis itu menyehatkan luar-dalam, dan membahagiakan serta layak diperjuangkan dengan sungguh.