Bersyukur, ketika 35 tahun lalu diterima kerja seusai lulus S-1. Semua kebanggaan sebagai lulusan sekolah ternama, larut dalam situasi mendesak karena harus bertahan hidup. Terpicu situasi, dimana kiriman bulanan telah pupus, menghantar ketulusan dalam bekerja hingga lanjut, dan dipercaya hingga kini.
Bangga habis, ketika pertama kali masuk kerja, di sebuah perusahaan makanan -- minuman, menyiratkan pola pikir orang berilmu tinggi. Nyatanya, ilmu dari sekolah cuma secuil bekal agar mampu melangkah di kehidupan yang nyata.
Gaji pertama boleh dibilang minim, bila dibandingkan kawan-kawan lain yang diterima di perusahaan lain.
Berawal dari kenyataan pahit harus bertahan hidup, telah menimbulkan rasa bersyukur sangat. Mungkin saja, kawan-kawan lain yang berkecukupan, mencibirkan sikap ketika menerima gaji yang lebih kecil dari uang jajan sebelum kelulusannya.
Beda orang beda level, kawan lain tak ada salahnya memberi nilai dirinya sesuai dengan riwayat hidup dan target ke depannya. Simpulnya, boleh-boleh saja, bagaimana seorang "Fresh Graduate" menghargai dirinya.
Menyikapi viral "Fresh Graduate" yang merasa tak layak ditawari gaji 8 juta per-bulan, menjadi hak-nya bersikap. Cuma saja, bila berpegang pada opini pribadi, cukuplah sudah dan seharusnya bersyukur.
Anggaplah, bekerja pertama merupakan sekolah lanjut yang kelak akan digunakan sebagai jenjang lanjutan meniti karir. Pengalaman bekerja hampir sepenuhnya tak diajarkan di perkuliahan, dan itulah pentingnya.
Bila kita berpikir, dan menganggap bahwa bekerja pertama kali merupakan sekolah lanjutan, apalagi didasarkan ketulusan bersyukur, cukuplah separuhnya, 5 juta rupiah untuk kehidupan layak.
Tiga tahun bertahan, di perusahaan pertama kali diterima kerja, sebuah prestasi yang membanggakan, dengan gaji yang pantas, semisal 8 juta rupiah atau kurang.
Bertekun selain bersyukur, merupakan kekuatan yang menghebatkan dan akan dihargai di perusahaan lain bila ingin pindah. Pengalaman bertatap muka wawancara karyawan baru, yang pernah bekerja 1 sampai 2 tahun memberi kesan tak tahan uji dan mudah bosan.
Berbeda pandang ketika menjumpai calon karyawan yang telah menuntaskan sekitar 5 tahun, lebih menyiratkan kematangan dan ketahanan mengolah masalah sangatlah dihargai.