Opor Ayam dan Sambal Goreng Ati, hidangan unggul di saat Lebaran. Keduanya berkawan dengan ketupat, merupakan paduan nikmat yang tak boleh dilewatkan. Seringnya tak habis dalam satu hari, menyisakan risiko basi bila tak disiasati dengan pemanasan berulang.
Berbahan santan, daging ayam, ati ayam dan lain-lain yang kaya nutrisi, selain menjadi santapan lezat kita-kita, juga bakteri perusak.
Bila tak lagi akan dimakan, opor ayam dan sambal goreng ati haruslah dipanaskan, merata dengan cara diaduk. Jangan biarkan terlalu panas di bagian bawahnya, gosong dan membentuk kerak yang tak enak disantap.
Maksud pemanasan adalah agar bakteri yang mulai hadir akibat pembiaran makanan saat dihidangkan, cemaran alat-alat makan dan udara sekitar yang kotor, mati dan tak berdaya.
Sebelumnya, perlulah diperhatikan bahwa pada saat proses pemasakkan harus dipastikan suhunya di atas 70 derajat celsius, agar bakteri patogen mati. Secara fisik terlihat mendidih di permukaannya.
Kunci Keamanan Pangan, yang disarankan Food Safety -- World Health Organization, mensyaratkan Suhu Pangan Aman, di bawah 5 derajat dan di atas 60 derajat celsius agar terhindar atau perlambatan terkena cemaran bakteri.
Opor Ayam, Sambal Goreng Ati, dan pangan masak pada umumnya jangan dibiarkan berada pada suhu ruang atau normal lebih dari 2 jam. Sejatinya, akan lebih aman bila dipertahankan pada suhu di atas 60 derajat celsius, seperti makan prasmanan dengan kompor pemanas.
Bila masakan ingin dikonsumsi esok hari, sebaiknya dipanaskan lagi sampai di atas 70 derajat celsius atau mendidih, lalu diaduk rata. Setelah itu didinginkan pada suhu kamar atau normal dan disimpan di kulkas pada suhu di bawah 5 derajat celsius. Berulang, dipanaskan lagi bila ingin dikonsumsi.
Nampaknya merepotkan, mungkin terlalu nyinyir, bersusah-payahlah sedikit untuk mengusir bakteri perusak yang selalu mengintai.
Meski lelah, jerih payahnya mengelola Opor Ayam dan Sambal Goreng Ati agar tak mudah basi, pastilah bikin hati sumringah, dan menyehatkan.
Cimahi, 04 Juni 2019