Mungkin kawan-kawan ada yang berkesempatan ditanya semut merah, saat menanti pacar. Bagiku tidak demikian halnya, mana berani janjian, lha pria itu, aku sendiri ternyata sangat pendiam dan kurang gaul. Tapi itu dulu!
Era tahun 80-an, tokoh semut merah sangat dikenal dikalangan pelajar SMA. Perannya tak begitu banyak sich, hanya sekadar bertanya pada seorang cowok yang sedang menanti pacar-nya di sekolah. Hanya itu saja.
Dikarenakan, kehidupan yang pas-pas-an alias kurang dari cukup, terkadang ada perasaan minus saat bertatap muka dengan teman-teman, khususnya wanita.
Selain itu, kurangnya perjumpaan dengan orangtua, dikarenakan sering tugas kerja, dan kewajiban harus menoreh prestasi, tak sempatlah bergaul bebas seperti kawan-kawan SMA lainnya.
Meski demikian, berkat raihan usaha keras, sukses mengantarkanku ke jenjang universitas bergengsi di luar kota.
Kisahnya dimulai, di tahun kedua perkuliahan, saat itu sedang gencar-gencarnya Lagu : Kisah Kasih di Sekolah, dinyanyikan Obbie Mesakh, tahun 80-an. Saat itu ada rasa kecewa, setiap dengar lagunya, dan menjadi pemicu bahwa tak perlulah lagi bersikap pendiam dan rendah diri seperti saat SMA.
Hidup menjadi lebih berwarna, berteman dan beraktifitas di kampus ternama, termasuk pria-wanitanya, meski tak pernah ditanya si semut merah.
Lingkungan dan kesempatan berbeda, seperti ketika saat kuliah dan bekerja, nyatanya memampukan kematangan pribadi yang super. Banyak bergaul dan perbaiki kekurangan haruslah ditingkatkan, dan mau belajar.
Sadar kekurangan dipicu Kisah Kasih di Sekolah, bukan untuk dikeluhkan apalagi meratapi masa lalu, jadikanlah itu semua sebagai introspeksi.
Selama masih ada waktu, tetaplah perbaiki diri, asahlah hati lewat alunan lagu atau cara lain yang sekiranya baik untuk diikuti. Pastikan bahwa masa depan cerah, dan bahagia menanti!
Bandung, 19 Okt 2018