Pertunjukkan Topeng Monyet telah dimulai. Terdengar nyaring dang-dung-dang-dung, suara tambur. Nada-nadanya menyeruak sepi di sebuah kawasan perumahan, Kab Bandung, jelang siang, Minggu (26/08/18).
Wajah-wajah sumringah anak-anak dan orangtua penanggap, menyambut tingkah polah kelucuan sang aktor, monyet muda berusia 2 tahun. Si Jambon!
Pemilik Topeng Monyet, Mang Eko (48 thn), asal Majalengka, Jawa-Barat, membeli monyetnya yang telah terlatih seharga 2 juta rupiah, dan siap pakai.
Profesi Topeng Monyet telah 30 tahun dijalani Mang Eko, sejak dia berusia 18 tahun. Berpindah-pindah dari kota ke kota, termasuk Jakarta dan sekitarnya. Saat ini bersama 4 orang temannya, sesama profesi, yang berasal dari satu kampung, mengontrak rumah dan telah berbagi wilayah kerjanya.
Tarip satu kali pertunjukan, antara 15 -- 25 ribu rupiah. Untuk acara khusus seperti pesta ulang tahun dan lain-lain, bisa sampai dua ratus ribu lebih.
Jaman telah berubah! Kalau dulu jenis atraksinya hanya terbatas ke pasar dan ke sawah saja. Namun, yang terlihat kini kostumnya sudah kekinian, baju dan celananya warna-warni. Aktifitasnya tak lagi ke pasar, tapi naik motor pakai helm, baca buku dan lain-lain.
Meski terkadang pro dan kontra, pertunjukan Topeng Monyet nampaknya masih akan berlanjut. Pasalnya, banyak konsumen masih merindukan dan mengharapkan kehadiran tingkah-polah lucu Topeng Monyet yang sangat menghibur.
Pesan singkat telah dititipkan ke Mang Eko, pemilik Topeng Monyet, sesaat pertunjukkan berakhir. Tolong dirawat dan diberi makan yang cukup, karena Si Jambon telah memberi kehidupan buat Mang.
Angguk setuju bersama senyum mengembang, Mang Eko berpamitan dan melanjutkan perjuangan bersama Topeng Monyet-nya!
Cimahi, 28 Agustus 2018
Catatan : Penulis Johanes Krisnomo, Foto2 aktual saat pertunjukan Topeng Monyet, Kab Bandung (26/08/18).