Lihat ke Halaman Asli

Johanes Krisnomo

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Toilet Warung Nasi

Diperbarui: 7 Maret 2018   21:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Toilet Warung Nasi di Kawasan Tangkuban Perahu, Minggu (25/02/18). Foto Dok Pribadi J.Krisnomo

Kata itu bernilai harapan. Orangtua biasanya memberi nama anaknya dengan kata-kata bermakna. Semisal nama Slamet, Untung, atau Gagah, bahkan Ayu bagi anak putri, itu harapannya kelak.

Nama itu pesan abadi anak, yang merupakan titipan dari orangtua-nya. Ayu, contohnya. Dia memanggul harapan agar hidupnya selalu cantik atau ayu dalam wajah hati maupun perbuatannya. Sukses, disayang dan bermanfaat bagi sesama. Begitu pula dengan nama-nama lainnya.

Selain nama diri, ada juga nama-nama perumahan, yang menggunakan kata-kata puitis. Biasanya berakhiran kata-kata indah, permai, asri dan lain-lain. Tak pernah kita dengar nama, Perumahan Harapan Suram, Perumahan Ceria Terpaksa!

Suasana Di Depan Toilet Warung Nasi - Kawasan Tangkuban Perahu, Minggu (25/02/18). Foto Dok Pribadi J.Krisnomo

Alkisah, di sebuah objek wisata, Kab. Bandung Barat, terpampang nama Toilet Warung Nasi. Nach, bukannya fanatik kata, melainkan ada penolakkan hati, urung diri saat ingin sekadar sarapan pagi.

Jangan-jangan letak Warung Nasi berdekatan atau berderet dengan toilet umum. Meskipun hampir di tiap Warung Nasi selalu ada Toiletnya. Kata-kata Toilet Warung Nasi telah mengaduk-aduk pola pikir negatif. Padahal belum tentu demikian.

Selayaknyalah bersikap bijak, koreksi sebelum tayang agar apa yang tertulis mengandung makna kata-kata kebaikan, harapan dan memberi semangat!

Bandung, 07 Maret 2018

Catatan : Inspirasi dari Kawasan Tangkuban Perahu, Minggu (25/02/18). Foto-foto dok pribadi J.Krisnomo




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline