Ajakan itu begitu menyentuh. Jelas terbaca pada papan kayu di atas empat buah kotak warna-warni. Berbahasa Sunda, daerah di mana pesan itu disampaikan, Balai Kota -- Bandung, Jawa Barat.
Nyampah Teh Di Dieu. Bukan berarti khusus sampah teh! Seperti bahasa daerah lainnya, kata Teh dapat diartikan sebagai kata penegas. Nyampah, artinya membuang sampah. Teh, artinya dimaksud/bernada keharusan. Di Dieu, di sini. Lengkapnya, Membuang Sampah Dimaksud/Harus di sini. Di tempat sampah yang telah disediakan.
Bagi kebanyakan pengunjung, di Taman Balai Kota -- Bandung, Minggu (28/01/18), ajakan atau peringatan membuang sampah berbahasa Sunda menuai makna dalam. Lebih paham dan lebih mudah dimengerti.
Selain itu, warna-warninya kotak sampah sangatlah menarik. Apalagi anak-anak, yang haus mata akan warna-warna cerah menyolok. Terlihat beberapa anak kecil, bersama orangtuanya termangu, sesaat menatap empat buah tempat sampah yang berjajar rapi.
Pembelajaran yang sangat baik untuk membiasakan buang sampah pada tempatnya. Diawali kotak oranye, untuk sampah kertas, hijau untuk sampah plastik, biru untuk kaleng, dan merah untuk sampah umum seperti bungkus makanan dan lain-lain yang mudah di daur ulang. Tempat sampah itu pun diberi tutup, agar baunya tidak menyebar kemana-mana, dan tidak mudah tercecer.
Pola pemahaman lama yang menyatakan bahwa tempat sampah itu kumuh, kotor dan berbau tak berlaku lagi. Nyatanya, banyak pengunjung yang tertib membuang sampah pada tempatnya.
Tak harus kotak, bentuk tempat sampah bisa dibuat bentuk bulat, bentuk boneka, atau bentuk lain yang lebih menarik, juga motif dan warna-warni nya.
Sosialisasi, penyuluhan tentang kesadaran membuang sampah, nampaknya sukses, melalui kalimat ajakan yang mudah dipahami. Termasuk disain dan warna tempat sampah yang menarik.
Bandung, 30 Jan 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H