Pallet kayu. Sebutan buat beberapa potong kayu yang disusun persegi datar. Pallet tersebut merupakan limbah peti kemas mesin baru, atau material di pabrik.
Memandang ruang rapat berdinding tembok, terkadang membosankan. Beruntung seorang teman sekerja di pabrik punya ide jitu. Pallet kayu yang semula dianggap sebagai limbah, disusun dan dimanfaatkan sebagai asesoris pemanis ruang, lengkap dengan pot daun-nya.
Alam punya daya tarik, memberi keteduhan hati. Contohnya, di beberapa rumah makan Khas Sunda, di daerah Bandung. Suasananya meniru alam pedesaan, selain terhibur oleh gemericik air kolam, juga ada ikan mas-nya.
Menariknya lagi, dinding rumah makan dikelilingi lapis dinding bermotif alam pegunungan. Lengkap suasana desa-nya, sawah dan gunung.
Perpaduan alam, yang diwakili gemericik air dan kolam ikan mas hidup, serta suasana alam pedesaan meski cuma gambar, menguatkan hebatnya bahagia psikis.
Tak ubahnya seperti di ruang rapat. Saat kawan-kawan merasa jenuh, panas berdiskusi membahas problem di tempat kerja, nyatanya AC-pendingin tak mampu menetralisir.
Solusi pallet kayu, berunsur alam dan pot daun sintetis, terbukti manjur. Memandang sepintas, pallet kayu, di antara waktu diskusi, meluluhkan emosi dan membuka ruang hati. Meski panas di bibir, tetap dingin di hati. Siap berbagi dan ciptakan kesepahaman, tuntaskan capaian bersama.
Bandung, 26 Jan 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H