Lihat ke Halaman Asli

Tomson Sabungan Silalahi

Seorang Pembelajar!

Menarik Diri dari Urusan Sehari-hari

Diperbarui: 28 Mei 2019   11:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari kehidupan sehari-hari, relasi yang kita lakoni dengan banyak orang dan (mungkin) Tuhan, kita jalani dengan penuh emosional dan mungkin penuh dengan kekalutan (karena satu atau berbagai hal) atau (syukur-syukur) penuh dengan suka cita. Apa pun itu, kita perlu menarik diri/mundur (retreat) untuk memfokuskan diri pada pengambilan makna hidup dari perjumpaan pribadi dengan sesama dan Tuhan.

Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) dalam perayaan Dies Natalisnya yang ke-72 dipandang perlu untuk terlebih dahulu mengadakan retreat untuk melihat sejauh mana kehidupan ber-PMKRI yang dilakoni selama ini, atas usia yang sudah ujur itu. Apa yang sudah PMKRI lakukan selama ini? Untuk menjawab itu, PMKRI Cabang Surabaya dihunjuk menjadi tuan rumah untuk memfasilitasi kebutuhan Dies Natalis itu terutama retreat.

Karena semua anggota PMKRI adalah murid-murid Tuhan yang dituntut untuk senantiasa peduli atas keadaan sosialnya, maka tema retreat kali ini mau membahas; sudah sepeduli apa anggota PMKRI atas semua persoalan sosial yang ada di sekelilingnya. Dikemaslah semua kegiatan retreat tahun ini dalam satu tema: "Kepedulian Sosial Sebagai Panggilan Kemuridan".

Kepedulian Sosial

Karena PMKRI terdiri dari berbagai individu yang berbeda-beda, maka diharapkan PMKRI bisa bergerak bukan sendiri-sendiri tapi bersama-sama yang memiliki samangat juang yang sama. Sejak PMKRI lahir, frasa "menebus amanat penderitaan rakyat" selalu didengungkan. Tentu semangat kekatolikan turut mewarnai semua perjuangan yang harus dilakukan, Mgr. Soegijapranata menggunakan istilah "kecintaan Katolik" untuk menggambarkan hal itu.

Sebagai Panggilan Kemuridan

Dalam Pembinaan dan perjuangan, setiap anggota PMKRI adalah murid Kristus. Dengan masuk PMKRI kita telah memilih untuk mengikuti-Nya untuk peduli terhadap sesama, khususnya yang lebih membutuhkan perhatian dan pembelaan. Maka ber-PMKRI adalah jalan panggilan untuk kebaikan masyarakat, panggilan untuk menjadi murid Kristus.

Rencana Induk Allah

Allah tentu bertindak penuh perencanaan ketia menciptakan dunia dan manusia. Atas semua aturan-aturan yang ada, Allah merencanakan manusia untuk mengasihi dan menjawab kasih Allah supaya ia berpikir, berbicara dan bertindak dalam kasih. Tapi, apakah selama ini saya sudah mengasihi? Mungkin ia, tapi, kalau saya bayangkan ke belakang lagi, saya mengasihi orang-orang yang telah memberi kasih kepada saya terlebih dahulu. Saya melihat siapa orang yang perlu dikasihi dan siapa yang tidak perlu dikasihi. Kalau ada orang yang telah menyakiti hati saya, logika saya selalu berkata untuk membalasnya dengan tidak mengasihinya, semua tindakan saya diarahkan untuk menyakitinya (baik langsung ataupun tidak langsung), atau sangat berharap ada orang lain yang dengan terbuka tidak mengasihinya, kalau saya tahu itu, saya kadang merasa senang dan merasa sakit hati saya telah terbalaskan sedikit.

Namun tidak jarang juga, hati saya akan lebih memprioritaskannya, mengasihinya dari yang lain yang tidak menyakiti saya. Hal itu semata-mata saya lakukan untuk menunjukkan padanya bahwa perlakuan saya tidak akan berubah walaupun saya disakiti, walau di dalam hati masih ada sakit yang tersisa, dan mungkin tidak akan dilupakan. Setelahnya, kebanyakan saya akan berusaha untuk tidak berkontak dengan dia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline