Lihat ke Halaman Asli

Seragam SMA

Diperbarui: 31 Desember 2015   03:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku adalah seragam SMA, kemeja putih polos dan siap dikotori pilox warna saat pemiliku lulus nanti.

Aku adalah seragam SMA symbol masa muda sekaligus saksi mata bagai mana generasi muda negeri ini mengenal dunia dengan bekal moral seadanya.

Dibagian dada tertempel atribut osis sebagai lambang kaum berpendidikan, sengaja lambang itu di simpan di bagian dada agar selalu dekat dengan hati pemakainya, ya dulu aku memang pernah merasa bahwa aku di buat sedemikian rapi dan berwibawa, di pakai para generasi muda untuk menunjang prestasi dan meraih mimpi mereka yang jauh diatas bintang.

Aku tidak seperti seragam SD atau SMP, yang pemiliknya selalu pulang tepat waktu dan patuh pada aturan rumah, pemiliku lebih dewasa dan kritis. Terkadang mereka berbohong mengaku kerja kelompok padahal nongkrong dengan teman atau kencan dengan kenalan baru,

Aku sempat berpikir bahwa kelak setelah aku puas menyerap keringat prestasi, aku akan berfoto dengan tropi atau mendali.

Tapi rupanya di Koran aku menemukan bangsaku terkoyak, sobek bahkan berlumuran darah karena tawuran antar pelajar atau kecelakaan balapan liar, sementara seragam yang lain ku temukan kotor dan bau terkena bir oplosan, asap rokok serta muntahan sisa pengalaman maut pertama, banyak pula saku-saku yang terpaksa menyembunyikan obat-obat terlarang, padahal bukan itu harapan seragam SMA , Nasib ku sendiri ternyata lebih memalukan, aku di lucuti, dilemparnya, aku malu sekali melihat pemiliku berzina, Tapi apalah dayaku ini yang hanya selembar seragam.

Aku ingat betul bahwa dulu aku di buat oleh seorang ibu dengan sepenuh hati, tak tanggung-tanggung, dua hari dua malam aku di jahit demi anak kesayangannya, dengan setiap tusukan jarum dan bintalan benang di tubuhku, tertanam harapan sang ibu. Katanya “ pergilah kau ke tempat-tempat baru anaku, bertemanlah dengan orang-orang baru, tumbuhlah menjadi dewasa, tapi ingat, semakin tinggi sebatang pohon semakin besar pula angin yang mengguncang, tak usah takut kalah dan ragu di hantam badai, ingatlah bahwa engkau punya akar yang kokoh, akar iman dan islam, jadilah manusia yang mulia apapun yang terjadi.

Kini aku tak lagi berani berharap, semakin jauh bayanganku untuk berfoto dan berkenalan dengan piala atau mendali, bukan hanya masa depan pemiliku saja yang hancur, tapi perasaan sang ibu yang menciptakan ku juga,rasanya aku ingin bunuh diri saat mengetahui sang ibu yang menjeritku, kini meringkuk di sebuah kamar, sang ibu mengalami sebuah episode yang di sebut skizet, mengerikan sekali, sang ibu kini tak bisa merasakan emosi sedikit pun, ini lebih menderita dari pada marah, malu atau kecewa.

Percuma saja pemiliku memintak maaf dan menyesal, karena itu tak akan merubah harapan menjadi perawan kembali

Aku hanyalah satu dari seragam sejenisku yang tak bisa berbuat banyak, semoga generasi muda selanjutnya lebih sadar akan harapan suci kami,

Akulah seragam sma, berupa kemeja putih polos dan siap dikotori pilox warna saat pemiliku lulus nanti.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline