Lihat ke Halaman Asli

Hazmi SRONDOL

TERVERIFIKASI

Penulis/Jurnalis

E-commerce Kolaborasi China-Amerika JD.id Masuk Ke Indonesia, Ancaman atau Peluang?

Diperbarui: 9 November 2015   18:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Mata saya agak terbelalak ketika tak sengaja membaca berita dari Tabloid Nova online (30/10/2014) yang mengabarkan perihal masuknya secara resmi salah satu perusahaan e-commerce terbesar di China—JD.com ke Indonesia.

Saya fikir, dalam program jelajah dunia (worldwide) JD.com yang dicanangkan sejak bulan Juli 2015 ini akan masuk ke Indonesia sekitar tahun 2016-an. Ternyata tidak, ini lebih cepat daripada dugaan saya sebelumnya. Bahkan tidak tanggung-tanggung, versi Indonesia-pun memakai domain lokal dalam situsnya. Perusahaan ini, menggunakan domain pendek beralamat www.JD.id.

Bagi yang sering mengamati pergerakan bisnis e-commerce dunia, nama JD ini tentu tidak asing lagi. Apalagi pada bulan April 2015 ini, Alibaba--salah satu kompetitor lokalnya di Beijing telah dikalahkannya. Hal ini pula yang akhirnya membuat JD menjadi perusahaan e-commerce terbesar ketiga dunia setelah Amazon dan Ebay.

Pencapaian yang tentu mengejutkan banyak pihak, walau jika dirunut dari sejarah panjangnya di dunia retail e-commerce sebenarnya sebanding dengan perjalanan bisnisnya.

Perusahaan yang didirikan oleh Richard Liu pada Juli 1998 ini mulai masuk ke ranah retail online sekitar tahun 2004 dengan nama Jingdong Mall. Pertama kali hanya berjualan barang-barang magneto-optical yang kemudian mulai mendiversifikasi jualannya ke berbagai produk lain seperti elektronik, smartphonem komputer dan lain sebagainya.

Perubahan jenis-jenis barang yang dijual inilah yang akhirnya membuat Jingdong Mall merubah domain perusahaannya menjadi 360buy.com pada bulan Juni 2007 lalu di tahun 2013 resmi berubah menjadi JD.com

Dengan dengan domain JD.id yang digunakan di Indonesia, tentu ini bukan perkara yang main-main ke pasar Indonesia. Penghadangnya pun tentu juga akan mengeluarkan jurus-jurus perlawanan yang tak main-main pula.

Ya, diakui atau tidak—Indonesia termasuk salah satu negara di dunia yang sangat cepat penerimaan dan penyesuaiannya terhadap bisnis jualan online. Dalam platform yang berbeda, kita sudah teredukasi dengan sistem online shop via aplikasi chat BBM dari Blackberry. Saking populernya sistem jualan online lewat aplikasi chat ini, gelar Indonesia sebagai “Blackberry Country” belum tergantikan dan tergeser. Bahkan sampai detik ini.

Kepercayaan yang tumbuh melalui online shop BBM ini juga secara langsung atau tidak langsung berimbas pada pesatnya pertumbuhan situs e-commerce lain di Indonesia dengan berbagai macam bentuk dan formatnya, antara lain:

1. Business to Consumer (B2C): B2C dapat diartikan sebagai jenis perdagangan elektronik di mana ada sebuah perusahaan (business) yang melakukan penjualan langsung barang-barangnya kepada pembeli (consumer).

Contoh perusahaan di Indonesia yang telah menerapkan B2C Blibli, Lazada, Mataharimall, Blanja dan termasuk JD.id yang baru meluncur ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline