Lihat ke Halaman Asli

Hazmi SRONDOL

TERVERIFIKASI

Penulis/Jurnalis

Kopi Amungme Papua, Kopi "Termahal" di Dunia Binaan PT Freeport Indonesia

Diperbarui: 2 Oktober 2015   13:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 “Mencium aroma kopi, rasanya sudah berada di zona penyangga (buffer zone) surga..”

Kurang lebih itulah yang sering kali terucap oleh om Syam, sahabat bloggerku yang juga berprofesi sebagai petani di daerah Cijapun, Sukabumi.

Dulu, saya sering tertawa saja mendengar kalimat ini. Namun sekarang, apa yang dikatakannya terasa sangat benar. Apalagi jika dikaitkan dengan arti harfiah surga dalam sudut pandang agama Islam yaitu : jannah.

Jannah sendiri juga secara bahasa Arab berarti “kebun”. Kebun yang dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) berarti sebidang tanah yg ditanami pohon musiman. Tanaman itu boleh saja karet, jagung atau kopi itu sendiri.

Menariknya lagi, tak lama sebelum tanggal 1 Oktober 2015 ini dinyatakan sebagai Hari Kopi sedunia yang dinyatakan oleh Internasional Coffee Organization di Milan, Italia—pada pameran Specialty Coffee Association of America (SCAA) 9-12 April 2015 di Seattle Amerika Serikat (AS), Indonesia mendapatkan predikat baru, yakni "Surga Kopi Dunia".

Hal yang tentu bukan suatu kebetulan. Ada keterikatan semesta yang kuat dan diluar jangkauan akal manusia atas segala hubungan kopi dan surga ini, khususnya di Indonesia.

Julukan sebagai surga kopi dunia ini juga bukan atas dasar mengada-ada atau asal-asalan. Keberagaman varian kopi yang ada di Indonesia menjadi salah satu alasan yang kuat. Sebuah hadiah dari alam Indonesia yang berada di belahan Khatulistiwa. Dimana dalam sabuk geografis ini, iklim dan alamnya sangat potensial untuk tumbuh dan berkembangnya aneka tumbuhan dengan subur, tak terkecuali kopi sendiri.

Dalam sebuah catatan perdagangan kopi, Indonesia pernah berada di posisi ketiga eksportir kopi terbesar di dunia. Berada dibawah Brazil dan Vietnam. Namun sekarang, posisinya melorot di posisi ke empat karene disusul oleh Kolombia.

Padahal, ekspor kopi sangat strategis bagi perekonomian sebuah bangsa. Coba cek negara bernama Kosta Rika. Sebuah negara bekas koloni Spanyol ini, pendapatan terbesar negaranya dari ekspor kopi-nya. Padahal, Kosta Rika tidak masuk 10 besar negara pengekspor kopi terbesar di dunia. Negara ini, hanya termasuk daerah penghasil kopi dunia yang masuk dalam area yang disebut “The Coffee Bean-Growing Belt” saja.

Dalam sabuk kopi dunia ini, boleh dikatakan seluruh wilayah Indonesia masuk didalamnya. Semua pulau-pulau dalam wilayah Nusantara sangat potensial untuk area pengembangan kebun kopi.

Dari kopi Aceh, Kopi Jambi, Kopi Lampung, Kopi Jawa, Kopi Malinau-Kalimantan, Kopi Toraja–Sulawesi dan kini muncul varian baru kopi dari daratan Papua. Kopi itu bernama kopi Amungme. Kopi yang di tanam di pegunungan Nawangkawi yang berada di ketinggian 3000 meter dpl.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline