Lihat ke Halaman Asli

Sriyani

Mahasiswa

Realitas Pengemis di Gunung Gumitir, Banyuwangi

Diperbarui: 22 April 2024   17:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

jateng.akurat.co

Realitas pengemis di Gunung Gumitir, Banyuwangi, merupakan suatu fenomena sosial yang mencerminkan beragam kompleksitas dalam masyarakat. Gunung Gumitir, sebuah daerah yang indah di Banyuwangi, Jawa Timur, seringkali dianggap sebagai tempat wisata alam yang menarik bagi pengunjung domestik maupun mancanegara. Namun, di balik keindahannya, terdapat realitas yang mungkin tidak setiap orang sadari, yaitu keberadaan para pengemis.

Pengemis di Gunung Gumitir, Banyuwangi, merupakan bagian dari fenomena yang lebih luas dalam masyarakat, yaitu kemiskinan dan ketidaksetaraan. Banyuwangi sendiri adalah kabupaten yang memiliki tingkat kemiskinan yang cukup signifikan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2020, jumlah penduduk miskin di Banyuwangi mencapai sekitar 93.549 jiwa. Faktor-faktor seperti minimnya lapangan pekerjaan, rendahnya tingkat pendidikan, dan kurangnya akses terhadap layanan kesehatan menjadi penyebab utama kemiskinan di daerah tersebut.

Pengemis di Gunung Gumitir bukanlah fenomena baru. Mereka telah ada sejak lama dan menjadi bagian dari pemandangan sehari-hari di kawasan ini. Beberapa di antara mereka berfungsi untuk mengatur lalu lintas di tikungan tajam, sementara yang lain benar-benar bertujuan untuk mengemis. Kehadiran mereka seringkali menimbulkan reaksi beragam dari para pengendara, mulai dari rasa iba hingga kekhawatiran akan keselamatan berkendara.

Dari perspektif ekonomi, keberadaan pengemis di Gunung Gumitir mencerminkan ketimpangan sosial yang lebih luas di masyarakat. Faktor ekonomi menjadi penyebab utama banyak orang terpaksa mengemis untuk bertahan hidup. Ini adalah indikasi bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi kemiskinan dan menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak dan layak.

Dalam hal pendidikan, fenomena ini juga menunjukkan adanya kekurangan dalam sistem pendidikan yang menyebabkan sebagian orang tidak memiliki keterampilan atau pengetahuan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Ini menegaskan pentingnya investasi dalam pendidikan sebagai salah satu solusi jangka panjang untuk mengurangi kemiskinan dan pengemisan.

Secara sosial budaya, pengemisan di Gunung Gumitir juga dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti stigma sosial dan kurangnya dukungan sosial bagi mereka yang berada di bawah garis kemiskinan. Ini menunjukkan perlunya pendekatan yang lebih holistik dalam menangani masalah kemiskinan, yang tidak hanya fokus pada aspek ekonomi, tetapi juga pada aspek sosial dan budaya.

Upaya penanggulangan pengemis di Gunung Gumitir telah dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk Dinas Sosial Jember, Desa Sidomulyo, dan Desa Kalibarumanis. Razia dan pembinaan, pemberian bantuan sembako, bantuan uang tunai, dan penyediaan akses lapangan pekerjaan merupakan beberapa langkah yang telah diambil. Namun, tantangan tetap ada, terutama dalam hal koordinasi antar wilayah dan implementasi program yang efektif dan berkelanjutan.

Salah satu dampak dari kemiskinan adalah meningkatnya jumlah orang yang terpaksa menjadi pengemis. Mereka sering kali berasal dari keluarga yang kurang mampu dan tidak memiliki akses yang memadai terhadap pendidikan dan pelatihan kerja. Tanpa keterampilan atau pekerjaan yang stabil, pengemis sering kali menjadi pilihan terakhir untuk bertahan hidup. Gunung Gumitir, dengan jumlah pengunjung yang relatif tinggi, menjadi lokasi yang menarik bagi para pengemis untuk mencari rezeki.

Namun, realitas pengemis di Gunung Gumitir tidak hanya dipengaruhi oleh faktor kemiskinan semata. Ada juga faktor-faktor lain yang memainkan peran dalam fenomena ini. Misalnya, terdapat kepercayaan bahwa memberi sedekah kepada para pengemis adalah suatu bentuk amal yang baik, sehingga beberapa orang mungkin merasa terdorong untuk memberikan bantuan kepada mereka. Selain itu, adanya jaringan sosial di antara para pengemis juga dapat mempengaruhi fenomena ini, di mana mereka saling berbagi informasi mengenai lokasi-lokasi yang potensial untuk mencari rezeki.

Pemerintah dan masyarakat setempat memiliki peran penting dalam menangani realitas pengemis di Gunung Gumitir. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan akses terhadap pendidikan dan pelatihan kerja bagi masyarakat yang kurang mampu. Dengan memberikan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk memasuki pasar kerja, dapat membantu mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan di daerah tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline