Komunitas Guru Belajar merupakan ajang tempat guru belajar. Komunitas sebagai wadah untuk menampung segala aktifitas guru dalam kaitannya dengan implementasi kurikulum merdeka. Tempat berefleksi tentang strategi belajar mengajar di kelas masing-masing, berbagi praktik baik dan menularkan hal-hal positif lainnya dalam peningkatan proses belajar mengajar, juga tempat mencari solusi dari permasalahan yang ditemui dari dalam kelas.
Dengar bergulirnya kurikulum merdeka, komunitas belajar menjadi salah satu aspek penunjang penerapan kurikulum merdeka. Bahwa dalam pergantian kurikulum bukanlah tentang perubahan administrasi namun lebih kepada perbaikan kualitas pembelajaran. Perubahan kurikulum selalu beriringan dengan adanya inovasi yang menuntut guru untuk menguasainya, sehingga dibutuhkan sebuah wadah untuk berkolaborasi demi peningkatan kualitas pendidikan.
SMK Negeri 3 Sigi sebagai penyelenggara Kurikulum Merdeka dengan jalur mandiri tentunya tergerak untuk membentuk sebuah komunitas belajar. Komunitas Guru Belajar (KGB) SMK Negeri 3 Sigi yang dirintis sejak Bulan Agustus 2022 menjadi salah satu komunitas yang ada di Platform Merdeka Mengajar (PMM). Sebuah platform yang menyediakan layanan belajar untuk tenaga pendidik dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka juga platform yang mendukung guru berkolaborasi meningkatkan kompetensi.
Dibentuknya KGB SMKN 3 Sigi bukanlah semata-mata tanpa tujuan. Hal ini sebagai bentuk tindak lanjut dari kegiatan yang dilaksanakan oleh Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Sulawesi Tengah. BPMP Sulawesi Tengah mendorong pembentukan komunitas-komunitas belajar di Sulawesi Tengah untuk memfasilitasi kegiatan implementasi kurikulum merdeka.
Kegiatan yang dilaksanakan di KGB SMKN 3 Sigi antara lain berbagi praktik baik, merumuskan pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, bimbingan teknis pengisian e-rapor dan tentunya pemahaman tentang kurikulum merdeka.
Adanya komunitas ini diharapkan dapat menumbuhkan minat belajar mandiri dari guru, sehingga slogan merdeka belajar bisa terwujud. Guru hendaknya bisa menetapkan tujuan dia belajar, menentukan cara belajar untuk kemudian bisa melakukan refleksi. Tentunya hal ini akan terlihat dari perubahan guru dalam meningkatkan kualitas belajar mengajar di kelas.
Menumbuhkan jiwa pembelajar sepanjang hayat tidaklah mudah. Guru ketika sudah berada dalam sebuah komunitas pun terkadang masih belum bisa memantapkan diri untuk merdeka belajar. Kendala yang dihadapi ini tak luput dari minimnya faktor intrinsik yang belum tertanam dalam diri guru.
Berbagai faktor ekstrinsik yang sering mewarnai kemerdekaan guru untuk meningkatkan kapasitasnya sampai saat ini masih terus menjadi faktor penghambat. Segelintir orang yang masih menganggap bahwa pelatihan harus diadakan oleh dinas terkait dengan adanya sertifikat dan sejumlah insentif serta diadakan di sebuah tempat "mewah" menjadi sebuah resistensi di dalam sebuah komunitas.
Dengan adanya komunitas sedikit demi sedikit hal ini bisa digerus. Bahwa belajar bukan lagi dari satu narasumber di dalam gedung mewah, belajar bisa di mana saja, kapan saja dan bisa dengan cara apapun. Kita bisa saja merunut ke belakang dan menyimak kembali filosofi Bapak Ki Hajar Dewantara bahwa siapa saja bisa menjadi guru, siapa saja bisa menjadi murid dan semua tempat adalah sekolah.
PMM yang disiapkan pemerintah siap memfasilitasi guru untuk belajar mandiri. Komunitas kemudian meramu cara belajar guru dalam penggunaan PMM. KGB SMK 3 Sigi dalam beberapa pertemuan secara luring selalu mengingatkan hal tersebut. Memang tidak mudah menumbuhkan kesadaran intrinsik untuk mau belajar mandiri, tergerak menentukan cara belajar sendiri, untuk kemudian melakukan perubahan dalam kelas masing-masing. Memang tidak mudah untuk berubah, namun ini patut diperjuangkan.