Lihat ke Halaman Asli

sri yanti

Ibu rumah tangga

5 Langkah Mendampingi Anak Berkebutuhan Khusus

Diperbarui: 2 Agustus 2022   07:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tidak mudah bagi orang tua yng memiliki Anak Berkebutuhan Khusus(ABK).
Mereka harus berusaha untuk menjadikan anak tersebut menjadi anak yang mandiri.
Inilah yg terjadi pada saya, seorang ibu rumah tangga yang mempunyai dua anak laki-laki dan salah satunya anak berkebutuhan khusus.Anak saya yang berumur sembilan tahun memiliki keistimewaan.
Saya mengetahui anak saya kalau berkebutuhan khusus sekitar umur tiga tahun.Waktu itu saya bekerja di sebuah pabrik dan anak saya titipkan ke orang tua.
Dengan berjalannya waktu saya menemukan keanehan terhadap anak saya "umur tiga tahun kok belum bisa bicara ya,ada apa ini?".Akhirnya saya resign dari tempat kerja,tanpa berpikir panjang saya membawa anak saya ke rumah sakit untuk tes.Diagnosa dari dokter menyatakan kalau anak saya memang ada keterlambatan bicara.Saya melanjutkan untuk tes THT,dari tes THT normal semua,dianjurkan untuk ke RS daerah Semarang,tapi saya tidak mengikuti anjuran itu.Saya dan suami berinisiatif untuk mendaftarkan sekolah TK.Akhirnya bisa sekolah di TK tiga tahun dan di TK itu saya diperkenalkan dengan seorang psikolog yg hampir lima tahun mendampingi saya dan anak saya,beliau sudah kami anggap keluarga.
Dari beliau anak saya diberikan pendampingan yang memang memberikan perubahan kepada anak saya.Banyak orang yang tanya kepada saya "anak kamu sekarang kok banyak perubahan,carane bagaimana sih?"
Disini saya akan memberikan tipsnya bagaimana mendampingi anak berkebutuhan khusus(ABK):
1.Sabar pada proses
    Perjalanan saya untuk menjadikan anak saya bisa berbicara,berkomunikasi tidak secepat seperti kita membuat mie instan,kita harus ekstra sabar karena untuk menjadi yang lebih baik membutuhkan proses yang lama,saya hampir lima tahun
2.Konsisten
Setiap anak saya mendapat bimbingan dari guru pendamping maupun guru dari sekolah saya selalu mengulanginya di rumah.Apa yang diajarkan dari guru selalu saya ulangi di rumah setiap hari sehingga anak saya waktu untuk belajar dengan saya sudah teratur.
3.Tegas
Tegas yang saya maksudkan disini bukan berarti galak ya,galak dengan tegas itu beda.Saya memang tidak memperbolehkan anak saya minum minuman kemasan,ketika dia minum dan saya melihatnya,saya pasti bilang "no" atau "jangan" karena nanti batuk.Anak saya tidak melakukan itu.
4.Tega
Ketika anak saya dianjurkan untuk mengurangi makan coklat,susu atau makanan yang memiliki kadar gula perasaan saya panik bisa tidak ya.Dengan perasaan tega,akhirnya saya berhasil mengatur pola makan anak.
5.Disiplin
Saya mendampingi belajar mengaji (karena saya muslim) setelah pukul 18.00 dilanjutkan dengan belajar dari sekolah.Saya lakukan itu setiap hari,sampai saat ini anak saya sudah terbiasa dengan waktu yang sudah saya atur begitu juga dengan waktu beribadah.
Seperti itulah saya mendampingi anak saya yang berkebutuhan khusus dari yang dulu hiperaktif dan belum bisa bicara,puji syukur kepada Tuhan sekarang banyak perubahan dari anak saya,selalu berdo'a kepada Tuhan Yang Maha Esa karena saya dipercaya mampu untuk merawat dan mendidik anak tersebut.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline