Lihat ke Halaman Asli

Sri Handayani

Content writer

Apakah Ada Masanya Manusia Tidak Berkomunikasi ?

Diperbarui: 27 Maret 2022   13:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Youth Digital Campaigner (Sumber: EcoNusa)

Dalam Youth Digital Campaigner pada Kelas Bootcamp 1 yang di adakan oleh EcoNusa bersama ASPIKOM pada Sabtu (26/4/2022) secara daring. EcoNusa merupakan organisasi nirlaba yang bertujuan mengangkat pengelolaan sumber daya alam yang berkeadilan dan berkelanjutan di Indonesia. Dan ASPIKOM merupakan asosiasi yang menghimpun para pengelola pendidikan tinggi komunikasi baik di tingkat jurusan maupun program studi atau fakultas di seluruh Indonesia.

EcoNusa dan ASPIKOM bekerja sama dalam membuat Youth Digital Campaigner dan diikuti oleh para peserta dengan berjumlah 100 lebih peserta campaigner di ikuti beragam daerah diseluruh Indonesia. Melalui seleksi yang dilakukan, pada peserta yang telah lolos diberikan materi. Seperti pada Kelas Bootcamp 1, memberikan materi tentang Teori Komunikasi dan Diplomasi Digital yang dihadiri oleh para Narasumber hebat yaitu Dr. Yenrizal, M.Si dan Dr. Yenni Siswantini, M.I.Kom .

Dalam pertemuan Kelas Bootcamp 1 saya tertarik dengan pembahasan materi yang di lakukan oleh Dr. Yenrizal, M.Si . Tentang proses komunikasi dan komunikasi lingkungan, dalam hal ini Dr. Yenrizal memberi pertanyaan tentang " Apakah ada masanya manusia tidak berkomunikasi? " . banyak beragam jawaban peserta campaigner tentang pertanyaan tersebut, seperti salah satu peserta berpendapat bahwa " manusia ada masanya tidak berkomunikasi pada saat sedang bermasalah atau depresi yang ingin menyendiri tanpa mau berbicara. Dan pada tahap manusia dalam masa kematian atau meninggal dunia ".  

 Pada jawaban peserta lainnya menjawab bahwa dalam pertanyaan tersebut tidaklah benar, karena pada masanya dari awal manusia lahir sudah melakukan berkomunikasi seperti bayi yang baru dilahirkan di dunia menangis, hal tersebut sudah termasuk berkomunikasi. 

Dalam kehidupan manusia dapat menggunakan komunikasi verbal dan non-verbal walaupun di sengaja maupun tidak disengaja. Dalam masalah manusia saat depresi maupun ada masalah tidak mau berbicara dengan orang lain, hal tersebut sudah melakukan berkomunikasi yang bisa kita lihat dengan raut wajah maupun gekstur tubuh yang dilakukannya.

Dr. Yenrizal, M.Si (Sumber: EcoNusa)

Dr. Yenrizal menambahkan dalam penjelasan bahwa proses komunikasi dan pentingnya komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam defini komunikasi adalah komunikasi sosial, proses dimana  individu menggunakan simbol untuk membangun dan menafsirkan makna dalam lingkungan (West & Turner, 2018). Komunikasi adalah proses memaknai sesuatu. Saat kita memaknai sesuatu, maka saat itulah komunikasi sudah terjadi. Jadi semua orang adalah komunikator.

Jadi dalam hubungan materi tentang komunikasi dengan lingkungan yaitu bahwa dalam perlindungan lingkungan ekosistem alam, kita sebagai manusia harus melakukan tindakan dalam memberikan informasi dalam berkomunikasi. Karena lingkungan tidak dapat berbicara tentang dirinya sendiri saat sedang mengalami kerusakan, dan manusialah yang memberikan makna dengan memberikan arahan informasi kepada khalayak umum tentang perlindungan lingkungan hidup yang penting untuk kita lestarikan dan jaga.

 Jadi kenapa komunikasi menjadi penting ? karena komunikasi fokus pada apa yang kita maknai dan ekspresikan (informasikan, emosi dan lainnya), bagaimana kita mengekspresikannya (melalui medium apa, kapan, dimana, dan lainnya) dan dengan konsekuensinya. Bicara tentang lingkungan, maka kita bicara mengenai diri kita: dimana kita hidup, bekerja, dan bermain. Karena melalui komunikasi, kita mempunyai kesempatan untuk menyatakan opini yang berbeda mengenai lingkungan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline