Lihat ke Halaman Asli

Si Bapak Satu Ini

Diperbarui: 18 Juni 2015   07:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya tidak mengerti kenapa anda akhirnya memutuskan untuk maju pada perhelatan 5 tahunan ini. Saya tidak mengenal anda secara dekat. Saya juga baru tertarik dengan siapa anda setelah anda banyak diberitakan banyak media dan dibicangkan banyak orang.

Akhirnya, saya memutuskan untuk mengenal anda lebih dekat, dengan cara apapun, yang tentu saja, halal dan sopan.

Saat bapak masih menjadi seorang warga negara biasa, sedikit yang saya ketahui memang. Tapi, semoga saja sumber yang saya ketahui memberitakan hal yang sebenarnya, karena saya mulai "jatuh cinta" dengan segala pemberitaan tentang anda.

Dari situ, saya menyimpulkan bahwa anda memang sederhana. Latar belakang yang memang bukan siapa-siapa, yang memang merintis dari bawah, dengan segala jerih dan upaya menjaga kelangsungan hidup keluarga, sangat saya pahami. Mungkin tidak sekeras hidup yang anda jalani, tapi, saya mengerti. Membayangkannya, tanpa harus melihat televisi, merasakannya tanpa harus jauh terlibat dalam cerita melodi.

Anda tegas, dalam mengambil setiap keputusan. Namun tidak mengambil keuntungan dari itu. Mungkinkah itu wujud dari pengalaman anda? sepertinya.

Anda bijaksana dalam mengambi keputusan, apa itu wujud perlakuan yang tidak seharusnya anda terima di masa lalu, sehingga anda tidak ingin hal tersebut menimpa masyarakat yang lain.

Ketika banyak isu yang rajin memberitakan tentang anda, saya turut rajin mencari apa yang tidak timbul dalam setiap media itu. Hanya ingin mencari tahu apa kata orang lain yang tidak ada di televisi.Karena biasanya yang sembunyi-sembunyi itu lebih jujur dari yang terlihat atau diperlihatkan.

Saya ini masih termasuk swing voters, atau mungkin seorang undecided voters.

Tapi untuk informasi bagi anda, debat yang anda datangi di hotel-hotel itu sangat membantu saya. Tentu saja untuk menetapkan pilihan, sekedar ikut membantu membawa perubahan, lewat pilihan yang saya Amini ini.

Jika melihat rekam jejak anda dalam memimpin sebuah daerah, terutama kota yang terdapat dua keraton di dalamnya itu. Saya tidak heran jika anda didaulat untuk memimpin kota yng lebih "sulit". Ketika anda sudah berada disana, memimpin jutaan rakyat yang berbeda pola, tingkah, sifat dan perilaku. Tentu saja, berbeda pola pikir dan kepentingan hati. Anda sekali lagi menunjukan performa yang cukup baik, kenapa hanya cukup baik dari saya? karena anda belum "diizinkan" untuk bekerja lebih maksimal lagi disana. Mungkin pekerjaan yang anda tinggalkan adalah "berkah" untuk orang lain, agar mampu juga memperlihatan kepiawaiannya dalam memanage sebuah birokrasi sulit. Mari kita semangati dia.

Menanggapi kepindahan anda yang terlalu cepat dari satu tempat ke tempat lainnya, saya rasa tidak perlu sinis. Karena menurut saya, bukan anda yang meninggalkan, tapi diminta untuk menolong hal lain, yang sekali lagi lebih rumit untuk ditangani oleh orang "biasa". Saat anda meninggalkan pun, saya melihat selalu ada orang-orang hebat yang tepat untuk mengambil alih tugas tersebut. Saya ikut bersyukur soal itu, soal orang-orang tepat itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline