Beberapa hari yang lalu, Indonesia bergembira dan bangga, Masjid Raya Sumatra Barat mendapat penghargaan menjadi salah satu dari tujuh masjid yang memiliki desain arsitektur terbaik di dunia. Masjid yang menjadi ikonik Sumatra Barat ini berhasil bersaing dari 201 masjid lainnya yang terdapat di 43 negara.
Penghargaan ini diberikan oleh Abdullatif Al Fozan Award for Mosque Architecture dalam kompetisi Internasional ketiga di Madinah, Arab Saudi, Senin tanggal 20 Desember yang lalu. Abdullatif Al Fozan Award for Mosque Architecture merupakan organisasi non profit yang menyoroti desain atau karya arsitektur mesjid di seluruh dunia yang didirikan tahun 2011 (kumparan.com).
Dikutip dari laman kompas.com, penghargaan tersebut diberikan kepada Rizal Muslimin sebagai perancang desain mesjid yang berasal dari tim arsitek PT Urbane Indonesia yang salah satu pendirinya adalah Ridwan Kamil.
Penilaian yang dilakukan dalam penghargaan ini adalah inovasi dalam perencanaan, desain dan teknologi yang dapat membentuk identitas masjid abad ke-21.
Prestasi ini tentu sangat membanggakan. Saya pun ingin berbagi cerita ketika kunjungan saya dan suami beberapa waktu yang lalu ke Masjid Raya Sumatra Barat.
Mesjid yang dibuka tahun 2019 ini terletak di jalan Khatib Sulaiman, Alai Parak Kopi, Padang Utara Kota Padang. Memiliki luas 18.000 meter persegi diatas lahan 40.000 meter persegi. Dirancang tahan gempa hingga 10 SR dan bisa digunakan untuk pengungsian.
Mesjid megah dan mewah yang bertengger di Kota Padang tidak diragukan lagi dengan keunikan yang dimiliki. Siapa yang tidak terpesona saat berada di sini. Berbeda dengan masjid umumnya, masjid ini tidak memiliki kubah melainkan atap khas budaya Minangkabau yang menceritakan kisah sejarah kebijaksanaan Nabi Muhammad.
Desain masjid seperti bentangan kain yang digunakan untuk mengusung batu, yaitu peritiwa pemindahan hajar aswad karena ada perselisihan empat Kabilah Suku Quraisy saat menentukan siapa yang berhak memindahkan.