Latar Belakang Masalah
Di Indonesia pengertian anak usia dini ditujukan kepada anak yang berusia 0-6 tahun. Sedangkan menurut NAEYC (National Association Education for Young Children) anak usia dini adalah sekelompok individu yang berada pada rentang usia antara 0-8 tahun. NAEYC membagi anak usia dini menjadi 0-3 tahun, 3-5 tahun, dan 6- 8 tahun (Hartati, 2005: 8).
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Isi menyebutkan bahwa lingkup perkembangan kognitif meliputi belajar dan pemecahan masalah, berfikir logis dan berfikir simbolik. Standar Tingkat
Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) untuk perkembangan kognitif anak usia 4-5 tahun dalam lingkup perkembangan berfikir simbolik, anak diharapkan mampu untuk membilang banyak benda 1-10, mengenal konsep bilangan, mengenal lambang bilangan dan mengenal lambang huruf. Kemampuan mengenal konsep lambang bilangan merupakan kemampuan yang penting yang harus dipelajari oleh anak usia dini karena dalam kehidupan sehari-hari anak akan selalu menggunakan konsep lambang bilangan seperti contoh ketika anak membilang jumlah benda. Hal ini sejalan dengan pendapat Burns (dalam Syafitri, 2018) yang menyatakan bahwa kelompok matematika yang dapat diperkenalkan mulai dari usia 3 tahun adalah kelompok bilangan, pola dan fungsinya, ukuran-ukuran, geometri dan pemecahan masalah.
Latar belakang masalah dari praktik pembelajaran ini adalah :
- Dari 15 anak di Kelompok A terdapat 8 anak yang masih kesulitan dalam mengenal angka 1-10
- Kurangnya stimulus pada anak sehingga anak belum maksimal dalam kemampuannya mengenal angka
- Guru menggunakan metode pembelajaran yang konvensional
- Guru menggunakan Lembar Kegiatan berupa paper and pencil
- Guru menggunakan media yang kurang menarik untuk anak
Langkah-langkah penggunaan kartu angka :
- Anak mengambil gantungan angka
- Anak menggambil kartu angka lalu menaruh di gantungan angka dan menyebutkan lambang bilangan tersebut
- Anak mengambil miniatur pisang dan menghitung jumlah nya sesuai dengan kartu angka
- Lalu menaruhnya di bawah kartu angka
- Anak melakukan secara bergiliran
Kemampuan kognitif anak terutama dalam mengenal lambang bilangan 1-10 di kelompok A belum berkembang karena pembelajaran masih berpusat pada guru,menggunakan LKA yang terus menerus (monoton). Untuk mengatasi masalah tersebut guru merubah metode pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran menggunakan Kartu angka.
Dengan media Kartu angka terbukti anak lebih tertarik untuk belajar, lebih mudah mengingat dan menghafal angka dan lebih meningkatkan kreatifitas anak dalam kegiatan mainnya. Dari 15 anak yang hadir, 3 anak pada kriteria belum mampu mengenal bilangan dengan baik (20%) dan 12 anak mampu mengenal lambang bilangan dengan baik (80%)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H