Lihat ke Halaman Asli

Batasan Hitam

Diperbarui: 24 Januari 2016   23:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Malam ini tak ubahnya seperti malam biasanya. Ada bintang, bulan yang menenangkan, dan langit hitam. Hitam? Aku berpikir kenapa warna hitam yang menemani malam. Kenapa ada malam padahal siang begitu menyenangkan. Ya apapun itu sepertinya langit hitam itu menegaskan bahwa ada sesuatu yang pantas untuk diperhatikan. Ia adalah bulan. Bulan malam ini begitu menenangkan begitu mengagumkan, seakan memberi gambaran tiada yang perlu ditakutkan. "Kau hanya cukup melihatku, tak usah kau hiraukan langit hitam itu" Seperti itu bulan berkata padaku

Aku tak pernah menyangka bahwa aku harus kembali ke sini lagi. Di tempat inidimana aku teringat dengan sejuta batasan yang ada. Setiap manusia memang mempunyai batasan tak terkecuali aku. Kadang aku tak mengerti mengapa mereka tak pernah bisa mengerti bahwa keterbatasan seseorang bukan merupakan bahan candaan, bahan lelucon. Aku tak terlalu berharap kalian bisa merasakan  keadaanku, tapi aku hanya ingin mengatakan bahwa terlalu sayang waktu kalian dihabiskan hanya untuk meremehkanku. Hanya membuang-buang tenaga dan  waktu.

Gelap, malam, bahkan bayanganku sendiri pun masih merupakan sesuatu yang aku takuti. Ya. Padahal mereka terlampau sering menemani dalam tiap hariku. Mereka merupakan batasan hitamku. Batasan yang bukan hanya satu kali, dua kali, tiga kali aku lawan. Beribu kali mungkin, tapi masih belum sanggup aku atasi. Tapi kawan, tolonglah. Jangan paksa aku melawan batasanku ini.  Aku butuh sedikit pengertian kalian. Aku butuh waktu untuk kembali melawan batasan ini. Ketika kalian membuat ini menjadi bahan candaan, ketika kalian berkata "Kau takut! Kau takut!" Aku merasa tertekan. Tolong. Percaya padaku. AKU TIDAK TAKUT! Ingin sekali aku mengatakan padamu kawan, Kalian sama sekali tak tahu berapa kali dan betapa sulitnya aku melawan batasan ini.

Kalaupun kalian tidak bisa mendukungku, itu bukan menjadi masalah kawan. Aku hanya meminta pada kalian sedikit pengertian. Sedikit waktu. Sedikit ruang untuk membuktikan bahwa suatu saat seseorang yang kalian remehkan ini tidak lagi menyerah dan bertekuk lutut pada batasan hitamnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline