Ketika malam berganti pagi, anggrek Cattleya mekar dengan keanggunan yang memukau. Memancarkan warna-warna cerah dan aroma semerbak yang membius. Seolah-olah setiap kelopak bunga adalah keajaiban malam yang menjelma menjadi simfoni warna dan wangi yang menyambut sang fajar.
Dalam dunia anggrek, Cattleya menempati tempat yang istimewa. Dikenal dengan kelopak-kelopaknya yang besar dan penuh warna. Bunga Cattleya adalah karya seni yang dihasilkan oleh tangan Tuhan sendiri. Saya sering kali terpesona oleh harmoni warna dan bentuknya.
Kelopak-kelopak yang lebar dan berlipat-lipat, dihiasi dengan semburat warna ungu, merah muda, putih, dan kuning. Menciptakan lukisan alam yang tiada bandingannya.
Setiap kali saya mengamati bunga ini, saya merasa seperti sedang berada di galeri seni alami. Di mana setiap kelopak adalah kanvas yang penuh dengan ekspresi dan emosi.
Cattleya pertama kali ditemukan oleh seorang ahli botani asal Inggris bernama William Cattley pada awal abad ke-19. Tepatnya, pada tahun 1818, Cattley menerima beberapa tanaman dari Brasil. Dan di antara tanaman-tanaman ini, ia menemukan spesies anggrek yang kemudian dikenal sebagai Cattleya labiata.
Penemuan ini menjadi penting karena mengungkap salah satu anggrek yang paling spektakuler dan menjadi populer di kalangan pecinta anggrek di seluruh dunia. Nama "Cattleya" diberikan untuk menghormati William Cattley atas kontribusinya dalam menemukan dan mempopulerkan anggrek ini.
Cattleya, si anggrek yang memesona ini, banyak ditemukan di wilayah tropis dan subtropis Amerika Tengah dan Amerika Selatan seperti di Brazil, Venezuela, Kolombia, Peru.
Perkembangan anggrek Cattleya di Indonesia cukup menarik dan menunjukkan bahwa negara ini, dengan iklim tropisnya, sangat cocok untuk budidaya berbagai jenis anggrek, termasuk Cattleya. Meskipun Cattleya bukan anggrek asli Indonesia, tanaman ini telah berhasil beradaptasi dan dibudidayakan dengan baik di berbagai daerah di Indonesia.
Berbicara Anggrek Indonesia tentunya tidak bisa lepas dari nama seorang Ibu Negara di masa Orde Baru. Ibu Tien Soeharto, istri dari mantan Presiden Soeharto. Beliau adalah salah satu tokoh penting dalam pengembangan anggrek di Indonesia. Beliau mendirikan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang memiliki rumah anggrek dengan berbagai koleksi anggrek hasil hibridisasi.
Beberapa anggrek hasil hibridisasi yang terkenal adalah anggrek Dendrobium ‘Soeharto’ dan Dendrobium ‘Tien Soeharto’, meskipun ini bukan Cattleya, namun mencerminkan usaha pengembangan anggrek di Indonesia.
Bersama ditetapkannya anggrek bulan sebagai bunga nasional, maka Indonesia masa Orde Baru itu mulai "memasuki pergaulan dunia". Negara-negara lain telah lebih dahulu mempunyai bunga nasionalnya masing-masing